Selasa 21 Jan 2014 15:39 WIB

Pengungsi Islamic Center Krisis Air Minum Empat Hari

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung ketika berada di lokasi pengungsian, di Kabanjahe Kab Karo, Sumut, Senin (11/11) malam.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sejumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung ketika berada di lokasi pengungsian, di Kabanjahe Kab Karo, Sumut, Senin (11/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Krisis makanan dan air bersih terjadi di sejumlah titik pos pengungsian bencana Gunung Sinabung. Di antaranya adalah para pengungsi di pos pengungsian di Islamic Center yang pernah kehabisan air minum selama 4 hari.

"Kita pernah benar-benar kosong (air minum) sampai 4 hari. Jadinya air untuk MCK (mandi, cuci dan kakus) pun kita masak untuk air minum," kata koordinator logistik pos pengungsian di Islamic Center Kabanjahe, Erik Hutahaean yang ditemui RoL, Selasa (21/1).

Erik memaparkan, kebutuhan makanan dan air minum untuk para pengungsi sangat penting. Di pos pengungsian Islamic Center Kabanjahe, menampung sebanyak 393 orang dari 121 kepala keluarga (KK) yang 4 orang di antaranya merupakan ibu hamil dan 13 orang bayi di bawah lima tahun atau balita.

Kekurangan air minum tersebut, lanjutnya, terjadi pada tanggal 6-10 Januari 2014 lalu. Dua hari sebelum air minum habis, pihaknya telah melaporkannya kepada Posko Utama di halaman kantor DPRD Kabupaten Karo. Namun ternyata persedian air minum juga habis.

Untuk menyiasati kehabisan air minum, maka pihak koordinator pos pengungsian meminta agar para pengungsi tidak melakukan kegiatan cuci. Pasalnya air tersebut akan dimasak untuk air minum. Air itu juga digunakan untuk memasak makanan untuk para pengungsi.

"Untungnya para pengungsi mengerti, karena ternyata di pos pengungsian Uka (Universitas Karo) juga sedang kehabisan air minum," jelasnya.

Selain menunggu pengiriman air minum dari posko utama, ia juga meminta rekannya yang juga sesama relawan di Medan untuk mengirimkan air minum. Kebetulan rekannya membawa air minum dari Medan pada tanggal 11 Januari 2014 dan pada saat yang sama juga ada pengiriman air dari posko utama.

Selain ketersediaan air minum yang bermasalah, di pos pengungsian ini juga minim fasilitas kamar mandi dan sanitasinya. Untuk melayani 393 orang, hanya dapat menggunakan 5 kamar mandi dan 3 buah di antaranya untuk WC.

"Selama 4 bulan ini, sudah disedot 4 kali, biayanya Rp 400 ribu setiap penyedotan. Biaya operasional juga seret," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement