Selasa 21 Jan 2014 16:46 WIB

OJK: Industri Jangan Ketergantungan Pendanaan Perbankan

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Muliaman D Hadad
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Muliaman D Hadad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Likuiditas perbankan mengalami pengetatan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri untuk mencari pendanaan dari pasar modal.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, kapasitas bank untuk memberikan pinjaman besar karena rata-rata modal yang dimiliki cukup besar. Namun perbankan menghadapi persoalan likuiditas yang besar pula.

Perbankan punya keterbatasan kalau industri memerlukan dana jangka panjang untuk investasi. Lebih dari 60 persen dana yang dimiliki bank bertenor kurang dari tiga bulan. Jika ingin membangun proyek jangka panjang, industri tidak bisa mengandalkan seluruhnya ke perbankan. "Menurut saya terlalu naif," kata Muliaman, Selasa (21/1).

Industri, ujarnya, perlu menyikapi kebutuhan pendanaan jangka panjang yang tidak harus dari perbankan. Ini akan terlalu berat bagi bank dalam menyediakan dana yang besar.

Karenanya, industri perlu memberdayakan pasar modal untuk pendanaan jangka panjang. Ini adalah arah yang sebaiknya dipilih agar terjadi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Memanfaatkan pasar modal juga berarti membantu pendalaman pasar. Apalagi, pasar modal Indonesia dinilai masih cukup dangkal sehingga ketika ada dana besar masuk atau keluar akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar modal Indonesia.

Berbeda dengan negara maju yang peran commercial banking sangat kecil dibandingkan dengan pasar modal. "Saya kira kita pun akan mengarah ke sana," kata Muliaman.

Ke depan, pegiat perbankan perlu melihat perkembangan yang terjadi di masyarakat. Misalnya seperti perkembangan masyarakat kelas menengah. Perbankan perlu membuka akses keuangan yang lebih besar kepada masyarakat.

OJK melihat hal ini dan coba membangun paradigma baru. OJK melihat perlu adanya hubungan perbankan dengan sektor lain terutama dengan pasar modal dan industri keuangan nonbank. "Memisahkan ini menurut saya kurang rasional," kata Muliaman.

Hubungan ini dibangun sejalan dengan adanya produk yang muncul untuk membantu industri perbankan dan pengembangan pasar modal. Hal ini akan bermuara ke satu tujuan, yaitu pengembangan ekonomi domestik yang kuat dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement