Selasa 21 Jan 2014 16:56 WIB

Posko Pengungsi Jatinegara Tak Punya MCK

Rep: C57/ Red: A.Syalaby Ichsan
Anak-anak pengungsi banjir Jakarta
Foto: Republika/Adhi.W
Anak-anak pengungsi banjir Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JATINEGARA -- Pengungsi korban banjir di tenda-tenda sepanjang jalan Jatinegara Barat harus berjalan ke Musholla Pasar Lama jika ingin menggunakan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK).

Pasalnya, tenda-tenda pengungsian itu tidak memiliki fasilitas MCK, bahkan sebagian pengungsi ada pula yang memanfaatkan air banjir sebagai srana untuk MCK.

Meskipun jaraknya tidak begitu jauh, namun pengungsi harus bolak-balik tenda-Musholla untuk keperluan MCK. Salah seorang pengungsi di tenda, Atika, warga RT 001 RW 03, Kampung Pulo, mengaku harus bolak-balik ke Musholla di Pasar Lama, dekat Proyek Jatinegara, jika ingin menggunakan fasilitas MCK.

"Saya dan keluarga seluruhnya ada delapan orang. Ela (27 tahun) dan Juju (47 tahun) ini masih kerabat saya. Cucu saya ada dua yang ikut mengungsi, yaitu Ratu Fania (3 bulan) dan Farisa (3,5 tahun)," ujar Atika sambil memperkenalkan dua orang kerabat yang duduk di sampingnya.

Menurutnya, Ratu Fania (3 bulan) sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) Budi Asih, Jakarta, karena sakit panas. Sedangkan Farisa sedang dibawa oleh kerabat lainnya ke rumah mereka untuk bermain.

Ratu Fania sakit panas sejak Jum'at (17/1), sebelumnya sempat dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim). Namun karena di Puskesmas Jatinegara obatnya tidak ada yang sesuai, maka bayi mungil itu dirawat di RS. Budi Asih.

Adapun biaya perawatannya Ratu Fania menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Terkait bantuan yang masih kurang, Atika menyebutkan beberapa jenis, antara lain, makanan dan susu bayi, pakaian bayi dan anak-anak serta pampers bayi.

Menurut Atika, pengungsi yang buang air di permukaan banjir orangnya memang jorok. "Ada juga yang buang air di tenpat banjir, ya, karena mereka memang jorok. Kalau kami tidak,"ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement