REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Di tengah upaya penyelengaraan pembicaraan damai, sebuah laporan membuktikan Suriah secara sistematis telah melakukan penyiksaan dan eksekusi terhadap sekitar 11 ribu tahanan sejak konflik terjadi di sana. Pemerintah di Damaskus membantah klaim penyiksaan yang dilaporkan tiga mantan jaksa itu.
Sebuah laporan dari tiga jaksa menyatakan telah meneliti ribuan foto tahanan mati yang dilaporkan telah diselundupkan keluar Suriah. Salah satu penulis mengatakan pada BBC, ada bukti keterlibatan pemerintah dalam penyiksaan itu.Laporan muncul sehari sebelum perundingan damai Suriah dimulai di Swiss.
Rencananya Rabu (22/1), AS dan Rusia bersama 40 negara lain akan menggelar konferensi untuk pembicaraan damai konflik Suriah. Laporan didasarkan pada bukti dari seorang fotografer polisi militer yang membelot. Ia melaporkan telah menyelundupkan sekitar 55 ribu foto digital dari sekitar 11 ribu tahanan yang tewas di Suriah.
Lelaki yang hanya mau menyebut diri sebagai Caesar itu mengatakan pada penyidik, pekerjaannya adalah mengambil foto-foto mayat. Foto-foto itu untuk memungkinkan pengurusan sertifikat kematian atau mengonfirmasi bahwa pemerintah telah melakukan eksekusi. "Mungkin ada sebanyak 50 mayat untuk di foto, setiap mayat membutuhkan waktu 15 hingga 30 menit untuk di foto," ujarnya. Namun, ia tak mengeklaim telah menyaksikan pembunuhan atau penyiksaan secara langsung.
Foto-foto mencakup periode dari awal pemberontakan pada 2011 hingga Agustus tahun lalu.Para penyidik mengatakan, sebagian besar mayat terlihat kurus dan banyak yang dalam kondisi telah dipukuli atau dicekik.
Salah satu penulis laporan, Profesor Sir Geoffery Nice mengatakan dalam acara Newsday BBC, bahwa skala dan konsistensi pembunuhan memberikan bukti kuat keterlibatan pemerintah. Hal ini menurutnya, dapat menyeret kedalam penuntutan pidana.
Patologi forensik Stuart Hamilton juga mengatakan pada Newsday, dari foto yang ada ia melihat adanya sejumlah besar tahanan menunjukkan kelaparan. Ia juga mengatakan banyak yang tampak seolah-olah mereka terikat atau tertekan.
"Ada sejumlah besar yang telah dipukuli, dan ada minoritas yang terlihat jelas telah dicekik," kata dia.Pemerintah Suriah belum mengomentari laporan itu. Namun mereka membantah tuduhan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia, selama 34 bulan konflik.