REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tersangka kasus gratifikasi Hambalang dan proyek-proyek lain, Anas Urbaningrum menyebut bahwa Hambalang lebih dekat ke Cikeas.
Anas mengaku tidak pernah mengetahui persoalan proyek di Hambalang, apalagi terlibat. "Saya di Rasuna Said sekarang. Yang pasti jarak Duren Sawit ke Hambalang lebih jauh daripada Hambalang ke Cikeas. Itu sudah pasti," kata dia, sebelum memberikan keterangan sebagai saksi, Selasa (21/1).
Lagi-lagi Anas mengaku tidak tahu soal proyek Hambalang, pembahasan anggaran, atau pun urusan tanah. Anas juga menyangkal telah menerima duit Rp 2,210 miliar untuk membantu pencalonannya sebagai ketua umum Partai Demokrat di Kongres Bandung pada 2010.
Soal uang untuk pencalonannya di kongres Partai Demokrat, Anas sudah menyangkal. Ia pun tidak mengetahui barang-barang yang disebut dalam surat dakwaan Deddy, seperti HP Blackberry. Malah, menurut dia, bunyi dakwaan itu ganjil dan dipaksakan. Mengenai adanya informasi kader di daerah menerima telepon genggam dan uang, Anas justru meminta kejelasan. "Iya dari mana? Harus jelas. Dimana diberikan? Kapan?," kata dia.
Anas justru khawatir informasi yang berkembang mengenai uang itu hanya permainan politik. "Jangan-jangan itu uang baru yang dibawa ke sini. Iya kan? Jangan-jangan diberikan oleh orang lain dan bukan pada saat Kongres. Tapi untuk sesuatu yang bersifat politik, untuk menggencet saya," ujar dia.