Selasa 21 Jan 2014 22:35 WIB

Anas Bantah Keterangan Nazar Soal Agus Marto

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Mansyur Faqih
Tersangka kasus suap proyek Hambalang Anas Urbaningrum dikawal petugas usai menjalani pemeriksaan, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (17/1).
Foto: Yudhi Mahatma/ Antara
Tersangka kasus suap proyek Hambalang Anas Urbaningrum dikawal petugas usai menjalani pemeriksaan, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan bendahara umum Partai Demokrat M Nazaruddin menyebut adanya pertemuan dengan mantan menkeu Agus Martowardojo.

Anas Urbaningrum disebut hadir dalam pertemuan itu untuk membahas kontrak tahun jamak proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) di Hambalang.

Saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Selasa (21/1), Anas menyangkal keterangan Nazar. Bermula ketika penasihat hukum terdakwa Deddy Kusdinar yang menanyakan pertemuan yang terjadi sekitar Desember 2010 itu.

"Ingin saya jelaskan, pertama kali kenalan dan bertemu Pak Agus Martowardojo itu, tanggal belasan Desember 2012," kata Anas.

Nazar menyebut pertemuan itu di restoran Jepang. Namun, Anas mengatakan, pertama kali bertemu Agus pada perayaan hari ulang tahun Partai Demokrat di Sentul. Karena itu, ia membantah tudingan Nazar. "Sebelum itu belum pernah kenal, apalagi bertemu Agus," ujarnya. 

Anas juga mengaku tidak pernah mengetahui mengenai pembahasan anggaran proyek pembangunan di Hambalang. Ia memang mengaku sempat berada di Komisi X DPR yang menjadi mitra kemenpora.

Namun kinerjanya saat itu tidak fokus di komisi. "Karena tidak tahu pembahasan anggaran. Waktu itu posisi saya ketua fraksi," kata dia.

Menurut Anas, saat menjadi anggota DPR fokus kerjanya menjalankan tugas sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat. Yaitu, membangun konsolidasi dari anggota. Karenanya ia mengaku tidak pernah mengetahui proyek bernilai triliunan rupiah itu. "Saya tidak begitu aktif sebagai anggota Komisi X. Fokus ketua fraksi," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement