REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Sejak tahun 2002, perolehan zakat yang dihimpun Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) alami kenaikan. Rata-rata dalam lima tahun terakhir, kenaikan mencapai 24.56 persen.
"Alhamdulillah, tahun 2013 ini diperkirakan perolehan zakat mencapai 2.5 triliun rupiah. Ini membuat rata-rata perolehan zakat sejak lima tahun terakhir mencapai 24.46 persen," ucap Ketua Umum BAZNAS, Didin Hafiudin ketika membuka Seminar Zakat Nasional, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/1).
Menurut Didin, capaian itu masih jauh dari potensi yang ada. Ia memperkirakan potensi zakat masyarakat Indonesia mencapai 270 triliun rupiah. Bila dilihat dari capaian saat ini, raihan zakat hanya satu persen dari potensi yang ada. "Masih jauh memang," kata dia.
Untuk itu, kata dia, sejak awal berdirinya Baznas, sosialisasi dan edukasi zakat terus dilakukan. Yang terkini, Baznas mempersiapkan satu mekanisme sinergi dan kordinasi. Ini juga didukung persiapan integrasi data mustahik yang dimulai sejak 2012 silam.
"Saya kira tren berzakat di masyarakat bagus, tinggal bagaimana mengoptimalkan pengumpulannya. Tidak ada pengaruh dengan keberadaan LAZ swasta, justru akan memperkuat apa yang dilakukan Baznas," ucap dia.
Ke depan, optimalisasi penyaluran zakat juga akan terus dilakukan. Ini diharapkan akan mendorong peningkatan status dari mustahik ke muzakki. "Saya sudah mendengar kabar menggembirakan di daerah, dimana ada ratusan mustahik kini menjadi muzakki. Padahal penyaluran bantuannya mungkin tidak besar, tapi mereka diminta usaha apa pun, hasilnya bagus," ucapnya.
Berikut perolehan zakat :
Tahun 2002 : 68,39 M
Tahun 2003 : 85,28 M
Tahun 2004 : 150,09 M.
Tahun 2005 : 295, 52 M.
Tahun 2006 : 373, 17 M.
Tahun 2007 : 740 M.
Tahun 2008 : 920 M.
Tahun 2009 : 1,2 T
Tahun 2010 : 1, 5 T.
Tahun 2011 : 1,73 T
Tahun 2012 : 2,2 T
Tahun 2013 diperkirakan 2,5 T.