Rabu 22 Jan 2014 17:36 WIB

Kompetisi Penerbangan Murah di Asia Makin Ramai

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Dewi Mardiani
Pesawat milik maskapai Tigerair Mandala
Pesawat milik maskapai Tigerair Mandala

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Masakapai penerbangan Indonesia dan Malaysia bersaing menjadi yang terunggul sebagai maskapai bertarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC) di Asia Tenggara. Maskapai ini juga umbar promo menarik sehingga wisatawan bisa menghemat biaya.

Persaingan terutama sangat terasa oleh Air ASia dan Lion Air. Chief Flights Officer Dean Wicks mengamati adanya rekor baru yang tercipta di sektor LCC Asia melihat fenomena lebih dari 30 kemitraan LCC yang ditampilkan di Wego, situs pencarian perjalanan terkemuka di Asia Pasifik dan Timur Tengah.

“Malaysia tampak memimpin dengan Air Asia dan enam maskapai regional yang beroperasi di bawahnya, dan masing-masing masuk dalam sepuluh besar LCC di kawasan Asia Pasifik.” ujar Dean, dalam rilis, Rabu (22/1).

Air Asia saat ini memiliki armada terbanyak dengan jumlah 520 pesawat termasuk pesanan, namun sebentar lagi Lion Air akan menyusul dengan 721 pesawat termasuk pesanan. Sementara itu, Lion Air dikenal di pasar domestik Indonesia. “Maskapai penerbangan ini akan memerlukan komitmen investasi besar untuk mengembangkan kesadaran merek dan meraih pangsa pasar, sehingga dapat bersaing di wilayah mapan Air Asia. Akan menarik melihat keduanya bersaing di wilayah Asia,” kata Dean.

Dean mengatakan maskapai penerbangan saat ini dapat berkembang cepat berkat model afiliasi dan subsider. Pendatang terbaru di Malaysia ialah Malindo Air baru-baru ini juga terintegrasi melalui platform distribusi Wego sehingga makin memeriahkan penerbangan murah.

Malindo Air memiliki rencana besar untuk Malaysia, dimulai dengan ekspansi ke sejumlah destinasi baru dan bersaing head to head dengan Air Asia. Malindo saat ini memiliki 12 pesawat dan berencana untuk menambah armada hingga lebih dari 100 pesawat pada satu dekade ke depan.

Bersanding dengan rute-rute yang dimiliki Air Asia saat ini, Malindo juga menambah dua lokasi strategis, yakni dari Kuala Lumpur ke Ahmedabad dan Chittagong, Bangladesh. “Dengan populasi di Bangladesh yang mencapai 150 juta dan ketiadaan layanan maskapai bertarif rendah, bisa Anda bayangkan betapa rute-rute ini akan menjadi populer,”sebutnya.

Saat ini jumlah armadanya penerbangan rendah di Asia Pasifik mencapai 1.000 pesawat (dengan 1.500 pesawat pesanan). Scoot dari Singapura akan bergabung dengan Nok Air. LCC asal Thailand dan Tigerair telah mengumumkan gabungan usaha mereka dengan China Airlines untuk meluncurkan Tigerair Taiwan.

LCC terbesar Filipina, Cebu Pacific, minggu lalu baru saja mengakuisisi Tigerair Filipina. Sementara VietJetAir tengah berdiskusi dengan afiliasi-afiliasi di Thailand dan Malaysia, yang seluruhnya mengikuti model afiliasi Air Asia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement