Rabu 22 Jan 2014 19:23 WIB

Perundingan Suriah Dibuka di Swiss

Ban Ki-Moon dan Martin Nesirky (kanan)
Foto: AP
Ban Ki-Moon dan Martin Nesirky (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Perundingan internasional mengenai Suriah dimulai pada Rabu (22/1) di Montreux, dekat Jenewa, Swiss, dengan pidato Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon.

Menurut sumber berita, Sekjen PBB dalam sambutannya mengumumkan bahwa wakil dari Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok oposisi akan mengadakan pembicaraan dwipihak di bawah pengawasan utusan khusus PBB untuk Suriah Lakhdar Brahimi pada 24 Januari.

Konferensi Jenewa II tentang Suriah dihadiri oleh kelompok oposisi Suriah, perwakilan pro-pemerintah dan beberapa negara Arab dan Barat.

Sementara itu Presiden Iran Hassan Rohani menegaskan bahwa Teheran tidak punya banyak harapan dalam konferensi internasional tentang Suriah yang diselenggarakan di kota Swiss hari ini. Presiden membuat pernyataan sebelum keberangkatannya ke Forum Ekonomi Dunia, di Davos yang dijadwalkan 22-25 Januari.

Dia mengatakan kepada Kantor Berita resmi Iran IRNA bahwa ia tidak optimis tentang konferensi mngenai Suriah itu karena keadaan yang ada. Teheran percaya bahwa pembicaraan Jenewa II tidak akan berhasil dalam memerangi terorisme, kata Presiden Rohani.

PBB pada Senin membatalkan undangan Iran untuk menghadiri konferensi perdamaian Suriah karena penolakannya untuk mendukung seruan bagi pemerintah transisi di Suriah. Juru bicara PBB Martin Nesirky mengatakan, Sekjen Ban Ki-moon "sangat kecewa" pada pernyataan Iran menolak komunike 2012, yang diadopsi kekuatan internasional untuk mengakhiri perang Suriah.

"Mengingat bahwa mereka telah memilih untuk tetap berada di luar pemahaman dasar, ia telah memutuskan bahwa pertemuan sehari Montreux akan dilanjutkan tanpa partisipasi Iran," kata Nesirky pada konferensi pers. Undangan itu sebelumnya diajukan pada Ahad untuk Iran guna berpartisipasi dalam konferensi perdamaian Suriah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement