REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Kolonel Inf Andika Perkasa, mengatakan adanya dugaan insiden hilangnya pesawat helikopter milik TNI AD di Tarakan, Kalimatan Utara, Rabu (22/1).
Dia mengatakan, kronologis insiden "hilang"-nya kontak Heli TNI AD di Tarakan adalah dimulai pada pukul 13.25 WITA ada tujuh Anggota Yonif 100/Raider (Batalyon dari Medan yang sedang melaksanakan Tugas Pengamanan Perbatasan Kaltim) yang berencana membawa logistik menuju Pos Long Midang.
"Mereka akan di diangkut dengan Heli Bell 412 TNI -AD (No. Reg 5166) dari Bandara Juwata, Tarakan, menuju Long Bawan, Kecamatan Krayan Induk, Kabuppaten Nunukan," katanya melalui pesan singkatnya yang diterima ROL, Rabu malam.
Lalu, katanya, pada pukul 13.33 WITA, Heli kontak dengan tower Malinau dan menyampaikan akan landing di Long Bawan pada pukul 14.33 WITA. "Tapi sampai pukul 16.00 WITA Heli tidak mendarat di Krayan. Padahal sesuai jadwal seharusnya Heli sudah tiba kembali ke Bandara Juwata, Tarakan. Sampai sekarang Heli belum juga tiba di Bandara Juwata, Tarakan, dan tidak bisa berhubungan dengan Bandara."
Sampai saat ini, lanjutnya, pihaknya belum dapat kepastian apakah "hilang kontak-nya" Heli TNI AD karena kecelakaan atau mendarat darurat. "Kami akan update lagi setelah ada info lebih lanjut."
Disampaikannya, dalam pesawat itu ada kru, yaitu Pilot Kapten cpn Paul Simatupang, Copilot Letda Cpn M Kholiq, dan Srk Kasnianto. Sementara, ada anggota PAM Perbatasan Kaltim dalam pesawat, yaitu Sertu Eliandy Saragih, Kopda Rudianto, Kopda Said Kelihu, Kopda Heri Purnomo, Praka Tri gunardi, Prada Jecky hartoyo, dan Pratu feri kurniawan. Sementara, total berat angkutan sebanyak 642 kilogram.