Kamis 23 Jan 2014 10:36 WIB

Menangkal Panah-Panah Setan (2)

Berzikir dan Berdoa
Foto: Republika
Berzikir dan Berdoa

REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana memenangkan perang dengan musuh seperti setan ini? Perlindungan dari Allah menjadi kata kunci. Dalam QS Al A'raaf [7] ayat 200, Allah SWT memberikan jaminan, Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Salah satu cara mendapatkan perlindungan Allah adalah dengan zikir, atau senantiasa mengingat dan bergantung kepada Allah Dzat Yang Mahakuasa.

Karena itu, Rasulullah SAW bersabda, Aku perintahkan kepada kalian agar selalu berzikir kepada Allah. Sesungguhnya, perumpamaan orang yang berzikir itu seperti seorang yang dicari-cari oleh musuhnya. Mereka menyebar mencari orang tersebut sehingga ia sampai pada suatu benteng yang sangat kokoh dan ia dapat melindungi dirinya di dalam benteng tersebut dari kejaran musuh. Begitu juga setan. Seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan berzikir kepada Allah.

Zikir dapat kita ibaratkan sebagai tameng, pakaian perang atau baju anti peluru yang akan melindungi seluruh tubuh serta jiwa kita dari panah-panah beracun yang dibidikkan setan. Itulah sebabnya Rasulullah SAW mencontohkan ibadah-ibadah wajib serta sunnat kepada kita. Mulai dari shalat lima waktu yang dilengkapi shalat rawwatib, tahajud, dhuha, dsb, sampai shaum Ramadhan yang dilengkapi dengan shaum-shaum sunnat lainnya. Beliau pun memberi panduan berupa aneka zikir serta doa yang layak kita ucapkan dalam berbagai kesempatan. Setiap aktivitas ada doanya, minimal dengan membaca basmallah, serta mengakhirinya dengan hamdallah.

Jika semua panduan ini diamalkan dengan ikhlas serta penuh kesungguhan, niscaya hari-hari kita akan menjadi hari-hari penuh kemenangan. Betapa tidak, seluruh anggota badan akan terlindung dari maksiat. Efeknya, hati akan tenang, pikiran akan jernih, doa ijabah, masalah menjadi mudah, energi kita pun akan optimal, karena hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif serta bernilai tambah. Maka, awalilah hari dengan zikir, isi hari dengan zikir, dan akhiri hari dengan zikir. Namun jangan salah, zikir tidak hanya di masjid. Zikir bisa hadir di kantor, di pasar, di terminal, dan di mana pun kita berada. Semoga kita bisa melakukannya dengan ikhlas. Amin.

sumber : KH Abdullah Gymnastiar
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement