Kamis 23 Jan 2014 11:38 WIB

AAC Sita 580 Juta Dolar Hasil Kejahatan Terorganisasi

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Komisi Kejahatan Australia (ACC) berhasil menyita uang dan obat terlarang senilai 580 juta dollar sepanjang tahun 2013 dari sindikat kejahatan terorganisasi. Satgas antipencucian uang ACC bahkan berhasil menungkap adanya pabrik narkoba di Australia.

Menurut Paul Jevtovic dari ACC, para anggota sindikat kejahatan menyembunyikan uang hasil kejahatannya di tempat aman, biasanya menggunakan jasa pengiriman uang di luar sistem perbankan yang ada. Jevtovic memperkirakan kejahatan terorganisir telah merugikan perekonomian Australia sedikitnya 15 miliar dollar per tahun.

"Penyelundupan narkoba merupakan sumber pendapatan terbesar para anggota sindikat kejahatan di negara ini, selain dari kejatahan lainnya seperti penipuan investasi dan pencurian identitas," jelasnya, baru-baru ini.

"Dalam 12 bulan terakhir ACC menyita narkoba dan uang senilai $580 juta trmasuk $26 juga berupa uang. Pekan lalu, kami kembali menyita uang hasil kejahatan senilai $6 juta," kata Jevtovic.

Ia menjelaskan, sindikat kejahatan internasional yang mengorganisasikan pergerakan uang hasdil kejahatan ini melibatkan lebih 20 negara.

"Kami tidak sebutkan negaranya, tapi kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara termasuk di dalamnya," jelas Jevtovic.

Ia menambahkan, "Tidak diragukan lagi, geng motor yang ada di Australia dan sejumlah negara lain turut terlibat dalam sindikasi kejahatan ini. Mereka jelas-jelas kartel narkoba dan jaringan penyelundup manusia".

"Setidaknya 105 orang telah ditangkap dengan 190 tuduhan kriminal," katanya lagi.

Menurut dia, pihaknya fokus pada pergerakan uang pembayaran yang dipakai untuk memfasilitasi penyelundupan manusia

"Money has been paid to people to facilitate the commission of people smuggling, and it is the movement of those funds we will continue to focus on."

ACC juga menyatakan terus memonitor penggunaan mata uang digital, bitcoin, namun tidak memastikan apakah mata uang telah dipakai sebagai metode baru pencucian uang oleh sindikat kejahatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement