Kamis 23 Jan 2014 10:25 WIB

Presiden Argentina Muncul di Publik Setelah 42 Hari Hening

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Citra Listya Rini
Cristina Fernandez
Foto: .
Cristina Fernandez

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Argentina Cristina Fernandez akhirnya angkat bicara setelah 42 hari terakhir memilih diam mengomentari spekulasi publik yang beredar tentang dirinya. Khususnya, spekulasi tentang kesehatannya setelah menjalani operasi kepala.

"Saya berharap tidak ada yang mengkritik TV nasional ini setelah begitu banyak yang menuntut kehadiran sayang. Saya juga melihat jaja pendapat beberapa waktu lalu yang mengatakan orang-orang ingin melihatku berbicara," kata Fernandez dilansir dari the Guardian, Kamis (23/1).

Ditahun-tahun pertama menjadi presiden, Fernandez terkenal sangat dekat dengan rakyatnya, melalui sejumlah acara reality show di TV, pidato di TV, dan sebagainya. Dia juga terkenal dengan kicauannya di Twitter yang konstan, atau sekadar bercakap di tengah jalan saat membahas kelahiran cucunya, hingga acara TV 'Game of Thrones' yang menjadi favoritnya.

Namun, kedekatan Fernandez itu seakan berakhir lewat tweet terakhirnya pada 13 Desember 2013. Keheningan itu kemudian memicu spekulasi di Argentina tentang kesehatan Fernandez pascaoperasi kepala pada Oktober 2013.

Dia mengalami cedera kepala setelah terjatuh dan terbentur cukup keras. Beberapa lawan politiknya bahkan mempertanyakan siapa yang sesungguhnya menjalankan negara saat ini.

Anggota kabinet Fernandez menepis pertanyaan itu. Namun, mereka tak pernah menjelaskan alasan diamnya Presiden Argentina itu. Padahal, Argentina sedang bergulat dengan inflasi dua digit, pertumbuhan ekonomi lebih rendah dan berkurangnya cadangan devisa yang diperlukan untuk pembayaran utang luar negeri dan program stimulus ekonomi.

Fernandez mengatakan dia akan melakukan perjalanan ke Kuba untuk menghadiri pertemuan puncak Komunitas Amerika Latin dan Karibia pada 28 Januari mendatang. Dia juga akan berkunjung ke Venezuela untuk pertemuan blok perdagangan Mercosur pada 31 Januari 2014. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement