REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah bank asing asal Singapura dan Malaysia berencana mengambil alih kredit ekspor dari bank-bank BUMN dan swasta lokal. Fenomena ini, menurut Direktur The Finance Eko B Supriyanto, terjadi di Sulawesi Selatan, Bali, Medan, Solo, dan Palembang.
Di tengah gejolak nilai tukar dan suku bunga tinggi, kata Eko, bank-bank asing tersebut menawarkan suku bunga yang lebih rendah dan kondisi yang lebih ringan.
"Bank-bank BUMN yang selama ini lebih banyak membiayai eksportir akan mendapat tekanan lebih keras, apalagi sejumlah debitor BUMN kini juga banyak dibajak oleh bank-bank asing," kata Eko, Kamis (23/1).
Ia menjelaskan, lembaga keuangan asing pun juga sudah masuk ke tingkat debitor yang lebih kecil. Setahun menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kata Eko, rupanya persaingan sudah terjadi tanpa bisa dibatasi lagi.
"Untuk itu, bank-bank BUMN atau bank swasta harus terus melakukan monitoring dan pendekatan kepada debitor lebih intens," tegas dia.