Kamis 23 Jan 2014 12:42 WIB

SBY Mengaku Ditawari Banyak Benda Keramat

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
  Buku karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat diluncurkan di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (17/1).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Buku karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat diluncurkan di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak bertarung dalam Pilpres 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui banyak yang ingin menghubungkannya dengan 'orang pintar'.  Tak jarang sejumlah benda pusaka dan keramat hendak diserahkan kepadanya bahkan masa depannya pun ikut diramal.

Hal tersebut diungkapkannya dalam buku Selalu Ada Pilihan di halaman 424. "Pak Sudi Silalahi pernah menyampaikan kepada saya bahwa banyak yang datang kepadanya untuk menyerahkan sesuatu, seperti pusaka atau benda-benda keramat yang lain, dengan permintaan agar selanjutnya diserahkan kepada saya," tulis SBY. 

Benda itu misalkan cincin pusaka. Tujuannya tak lain agar SBY bisa menang dalam pemilihan presiden. Beberapa pemberian itu ditolaknya. Tetapi, ada pula yang disimpan oleh staf Sudi Silalahi karena yang bersangkutan memaksa, tetapi tidak diserahkan kepada SBY.   

Selain sering diberikan benda keramat, ia juga mengaku sering disarankan untuk sowan ke sejumlah pemimpin spiritual sepanjang kampanye. Bahkan, lanjutnya, ada saran yang tidak masuk akal. 

"Kalau hal itu saya lakukan berarti saya melakukan syirik, yang sangat dibenci agama. Kalau saya mau melakukan ritual yang tidak masuk akal itu bisa-bisa saya dicap sebagai kehilangan akal sehat. Justru hal demikian akan menjadi sasaran tembak lawan-lawan politik saya. Istilah yang sering kita kenal adalah character assasination," tulisnya di halaman 426. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement