Kamis 23 Jan 2014 13:32 WIB

Sukabumi Tangani Daerah Rawan Akidah dengan Zakat

Rep: Agung Sasongko/ Red: Maman Sudiaman
Zakat fitrah (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Zakat fitrah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Zakat memiliki fungsi yang sangat besar. Termasuk, membentuk semangat berislam. Di Sukabumi, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sukabumi telah memulai itu. Mereka menyalurkan bantuan yang diperuntukan bagi aktifitas dakwah.

"Seperti yang diperintahkan dalam ajaran Islam, orang-orang yang berhak menerima zakat yakni sabilillah, kami mendefinisikan itu untuk memberikan bantuan pada daerah yang rawan akidah," kata Ketua Baznas Kabupaten Sukabumi, Mustafa Kamal kepada ROL disela acara seminar mengenai zakat yang digagas Baznas,  Kamis (23/1).

Menurut Mustafa, kondisi itu diakui merupakan dampak dari lemahnya ekonomi dan iman. Itu sebabnya, metodelogi penanganannya tidak hanya sebatas ekonomi saja. Tetapi juga harus dibarengi dengan iman. "Ini yang kami sebut bina rukyah dan bina rupiah," ucapna.

Mustafa meyakini, idealnya orang yang rukyahna meningkat seharusnya juga dibarengi dengan peningkatan rupiah. Ini juga berlaku pada orang yang rupiahnya tinggi seharusnnya juga diikuti dengan peningkatan semangat berislam.

"Karena itu kami mendorong bagaimana umat Islam di sana, agar bagus shalatna, pandai ngajinya, pintar bisnisnya. Lalu jangan lupa infak dan zakatnya," kata dia.

Sejauh ini, kata Mustafa, sudah ada 18 titik rawan di 16 kecamatan. Lalu, Baznas Sukabumi menggelontorkan dana yang ada pada setiap titik untuk 25 orang. Semua kegiatan berbasis di masjid.

"Di masjid, mereka kumpul dibina secara rukyah dan rupiah. Semisal saja, sepekan sekali mereka berinfak, menabung, disamping memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lalu mereka belajar manajemen usaha, " kata dia.

Dari usaha ini, kata Mustafa, pihaknya bermimpi akan membangun Bank milik Mustahik. Apa sebab, dengan perkembangan yang ada, pada tahun 2014 mendatang jumlah titik bantuan akan bertambah menjadi 47 titik. Tahun berikutnya akan mencakup seluruh desa.

"Bayangkan saja, katakanlah 25 orang kali 386 desa, total mencapai 10 ribu orang. Semuanya itukan pasti mengembalikan uang, misalnya saja dua juta, dana yang didapat bisa mencapai 20 miliar. Berarti bank, kita ini punya aset 20 miliar, " ucapnya.

"Nantinya, Insya Allah, bank ini akan menjadi bank milik mustahik pertama di dunia," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement