REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Beberapa pengendara motor mengenakan topeng dan bersenjata menewaskan sedikitnya lima polisi Mesir, pada Kamis (23/1). Menteri Dalam Negeri Mesir menyatakan, peristiwa brutal itu berlangsung saat terjadinya serangan terhadap sebuah pos pemeriksaan di selatan Kairo.
Dalam pernyataannya, sang menteri menjelaskan, serangan itu terjadi di wilayah selatan Kairo, tepatnya di Provinsi Beni Suef. Titik serangan berjarak kira-kira sejauh 62 mil atau 100 kilometer dari Kairo. Pelaku yang melancarkan aksi itu mengendarai dua sepeda motor.
"Mereka melepaskan tembakan yang cukup hebat kepada anggota di pos pemeriksaan,’’ kata dia, dalam pernyataannya, seperti yang dilansir Reuters, Kamis (23/1). Akibat kejadian, dua polisi harus mengalami luka.
Sejumlah aksi tembak dan pengeboman yang ditargetkan kepada aparat keamanan akhir-akhir ini menjadi hal yang lumrah, sejak pemerintahan Mesir di bawah Presiden Muhamed Mursi terguling dalam kudeta militer Juli kemarin. Sayangnya, tak ada pihak yang bertanggungjawab atas kejadian serangan tersebut.
Sebelumnya, Mesir telah mendeklarasikan diri dalam perang melawan terorisme. Di pengujung Desember, pemerintah militer Mesir juga menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.