REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gubernur bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), Mark Carney, Kamis (23/1), mengesampingkan spekulasi bahwa suku bunga Inggris akan naik menyusul penurunan mengejutkan pada angka pengangguran.
Berbicara di Swiss menjelang Forum Ekonomi Dunia di Davos, Carney mengatakan kepada BBC Newsnight bahwa idak ada kebutuhan yang mendesak untuk menaikkan tingkat suku bunga. Kemungkinan kenaikan suku bunga utama bank meningkat pada Rabu (22/1), setelah tingkat pengangguran turun menjadi 7,1 persen, sedikit di atas ambang batas tujuh persen yang Carney ditetapkan sebagai pemicu potensial untuk pengetatan kebijakan moneter.
Penurunan pengangguran dramatis menjebak bank sentral, setelah memprediksi pihaknya akan memakan waktu dua tahun untuk mencapai tingkat pengangguran tujuh persen. Namun Carney menekankan kondisi secara keseluruhan pasar tenaga kerja tersebut akan mempengaruhi keputusan lembaga. Ia juga mengatakan setiap perubahan akhirnya akan dilakukan secara bertahap.
Inggris menerima dorongan lebih lanjut ketika Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan proyeksi pertumbuhannya, tetapi Carney memperlemah pembicaraan tentang pemulihan yang kuat, dan menyatakan 'itu datang dari basis yang rendah'.
"Kondisi terburuk dari krisis berada di belakang kami, tetapi sistem keuangan tidak berfungsi sebaik mungkin," katanya kepada BBC. "Ketidakpastian di antara rumah tangga dan bisnis masih menghambat investasi," tambah Carney.
Bank sentral pada awal bulan ini telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utamanya pada rekor rendah 0,50 persen dan mempertahankan tingkat stimulus ekonominya.