Jumat 24 Jan 2014 14:37 WIB

Korut Desak Korsel Batalkan Latihan Militer dengan AS

Latihan militer bersama Amerika Serikat dan Korea Selatan
Foto: usmilitary.about.com
Latihan militer bersama Amerika Serikat dan Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut), Jumat (24/1), mendesak Korea Selatan (Korsel) menanggapi serangkaian isyarat membangun kepercayaan baru-baru ini. Untuk itu, Korut kembali mendesak Korsel membatalkan latihan militer dengan Amerika Serikat (AS).

Isyarat perdamaian itu tertuang dalam bentuk satu "surat terbuka" yang dikirim ke pihak berwenang Korsel oleh badan militer Korut atas perintah-perintah langsung pemimpin Kim Jong-Un dalam usaha meningkatkan rekonsiliasi dan persatuan.

Surat yang disiarkan kantor berita resmi Korut KCNA itu, menindak lanjuti serangkaian usul membangun kepercayaan yang Korsel tolak sebagai satu propaganda. "Yang penting membuka satu jalan yang luas untuk memperbaiki hubungan Korsel-Korut adalah membuat satu keputusan yang berani menghentikan seluruh tindakan militer yang bermusuhan, hambatan terbesar bagi ketidak kepercayaan dan konfrontasi," kata surat dari Komisi Pertahanan Nasional (NDC).

Sepekan sebelumnya, NDC mengirim beberapa usulan, mendesak Korsel membatalkan pelatihan militer gabungan dengan AS dan mengusulkan penghentian sementara saling menjelekkan oleh kedua pihak bermusuhan itu. "Disesalkan, pihak berwenang Korsel masih tetap tidak berubah dalam sikap mereka yang tidak layak," kata surat NDC itu.

"Korsel, seharusnya tidak tidak ragu dalam berpikir, salah tafsir, dan terburu-buru menolak ketulusan dan usul penting kami," katanya seperti dilansir AFP.

Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan, pihaknya akan menanggapi surat itu Jumat siang, sementara juru bicara Kementerian Pertahanan Wi Yong-Seop memperingatkan dugaan motif tersembunyi di balik ajakan itu.

Situasi di Semenanjung Korea bisanya meningkat menjelang pelatihan militer gabungan AS-Korsel, yang Pyongyang secara rutin kecam sebagai persiapan bagi satu invasi. Tahun lalu pelatihan itu bertepatan dengan satu ketegangan yang meningkat, di mana Korut mengancam akan melancarkan serangan-serangan nuklir lebih dulu, dan pesawat-pesawat pengebom tempur siluman AS terbang di semenanjung itu.

Dalam suratnya itu, NDC menegaskan, keberatannya hanya pada keikutsertaan AS dalam latihan itu. "Korut tidak mendesak pihak berwenang Korsel menghentikan pelatihan militer rutin," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement