Jumat 24 Jan 2014 14:44 WIB

PBNU Tahlilan Tujuh Hari Doakan Almarhum KH Sahal Mahfudz

Rep: c57/ Red: Joko Sadewo
 Ribuan pelayat mengiringi proses pemakaman Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Sahal Mahfudz di kompleks makam Syeikh Ahmad al-Mutamakkin, Kajen, Margoyoso, Pati, Jateng, Jumat (24/1).   (Antara/Andreas Fitri Atmoko)
Ribuan pelayat mengiringi proses pemakaman Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Sahal Mahfudz di kompleks makam Syeikh Ahmad al-Mutamakkin, Kajen, Margoyoso, Pati, Jateng, Jumat (24/1). (Antara/Andreas Fitri Atmoko)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul U'lama (PBNU) menyelenggarakan tahlilan selama tujuh hari berturut-turut untuk mendo'akan almarhum KH Muhammad Ahmad (MA) Sahal Mahfudz. Pernyataan ini dituturkan oleh Kepala Perpustakaan PBNU, Syatiri Ahmad, usai menjadi khotib Sholat Jumat di Gedung PBNU.

Tahlilan hari pertama telah dimulai saat ini, Jumat (24/1), usai melaksanakan sholat Fardhu Jum'at dan sholat Ghoib untuk almarhum. Almarhum KH MA Sahal Mahfudz adalah Rais Syuriah PBNU hingga wafatnya hari ini.

"Kita akan laksanakan tahlilan mulai hari Jumat ini, hari pertama, hingga tujuh hari ke depan setiap ba'da Dzuhur," tutur Syatiri saat diwawancarai Jumat siang (24/1).

Menurutnya, kegiatan tahlilan ini bertujuan untuk mendo'akan beliau. Apalagi almarhum adalah seorang pemimpin ummat dan ulama besar yang menjadi panutan Jamaah NU. Jasa-jasa almarhum sangat besar sekali bagi NU, dan kita sangat menghargai itu.

Tahlilan ini, lanjut Syatiri, merupakan kelanjutan hubungan silaturahim dengan almarhum. Kita tidak membatasi hubungan silaturahim hanya dengan kontak fisik saja. Tapi silaturahim tetap dilanjutkan meskipun sudah wafat. Caranya melalui tahlilan mendoakan almarhum (Silatur Arwah).

"Saya sangat kagum dengan beliau, beliau itu orangnya sangat disiplin, terutama dalam masalah waktu. Komitmen beliau terhadap jadwal acara, jika terlambat, beliau sangat tidak suka," terang Syatiri.

Yang kedua soal prinsip. Beliau sangat berpegang teguh pada prinsip. Kalau sudah berpendirian 'A', jelas Syatiri, maka akan dipegang teguh pendirian tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement