REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sangat menghormati waktu. Sikap itulah yang paling menonjol dari sosok seorang Kiai Haji Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh.
"Bila mempunyai janji dengan seseorang, beliau pasti datang sebelum waktu yang sudah disepakati. Sikap inilah yang membuat semua orang menghormati beliau," ujar sekretarisnya Sholahudin Al-Ayubi, Jumat (24/1).
Satu hal unik yang dikenang Sholahudin adalah sikap Kiai Sahal yang menjaga supaya tidak menjadi sosok yang dominan di MUI, meski ia adalah orang nomor satu di lembaga itu. Menurutnya, hal itu adalah cermin sikap tawadhu kiai.
"Karena itulah cenderung yang banyak muncul adalah bapak-bapak (pimpinan) yang lain. Beliau memberlakukan pendekatan organisasi, bukan personal," katanya.
Pendelegasian tugas dilakukan kiai kepada divisi masing-masing sehingga bisa berjalan baik. Namun, etika yang berlaku di MUI adalah pengambilan keputusan yang bersifat prinsip tetap menunggu keputusan dari Kiai Sahal.
Mengenai kebiasaannya yang kerap mengenakan sarung, Kiai Sahal pernah berujar, "Saya ya begini, lebih nyaman begini." Namun, bukan berarti beliau tidak pernah mengenakan celana. Ia tetap memperhatikan kelaziman berpakaian dalam suatu acara.
Kini, sosok sederhana itu telah berpulang ke keabadian. Selamat jalan kiai. Semoga Allah melapangkan jalanmu.