REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir mengatakan, banjir yang terjadi di Tanah Air mengakibatkan terancamnya pasokan pangan dalam negeri.
"Banjir besar di Pulau Jawa tidak bisa dianggap enteng karena pemasok 60 persen kebutuhan pangan dalam negeri," ujar Winarno di Jakarta, Sabtu (25/1). Dia memperkirakan luasan sawah yang terendam banjir di Tanah Air mencapai 250.000 hektare.
Menurut dia, banjir yang terjadi pada awal 2014 tersebut, lebih besar dari banjir pada tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya banjir hanya terjadi di Jawa Timur, namun pada 2014 meluas hingga seluruh Jawa, Sulawesi dan Sumatra.
Banjir juga dipastikan membuat para petani mengalami kerugian yang besar, akibat banjir yang merendam wilayah pertanian mereka."Padi terendam sudah lebih tiga hari. Kalau sudah begitu, dipastikan padi tidak kuat dan petani akan merugi," kata dia.
Dia menambahkan pemerintah perlu turun tangan untuk membantu para petani. Bantuan seperti bibit dan pupuk sangat diperlukan."Bahkan kalau tidak mau membantu secara cuma-cuma, petani ingin adanya bantuan kredit," kata dia.
Dia melanjutkan, kalau bisa bantuan tersebut disalurkan secepatnya untuk mengejar target panen tahunan. Banjir yang terjadi sejak awal tahun terjadi hampir di seluruh wilayah utara Pulau Jawa, Sulawesi dan Lampung.