Sabtu 25 Jan 2014 14:26 WIB

Pengungsi Sinabung Belum Berani Kembali ke Desa

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung ketika berada di lokasi pengungsian, di Kabanjahe Kab Karo, Sumut, Senin (11/11) malam.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sejumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung ketika berada di lokasi pengungsian, di Kabanjahe Kab Karo, Sumut, Senin (11/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Erupsi Gunung Sinabung diperkirakan akan terus menurun. Namun para pengungsi tetap masih akan menunggu perintah dari pemerintah apakah dapat kembali ke desanya.

"Masih belum berani lah untuk menetap kembali ke sana," kata salah satu pengungsi, Teken Sembiring, kepada RoL, Sabtu (25/1).

Teken menambahkan, untuk menetap kembali ke desanya yaitu Desa Guru Kinayan, ia dan keluarganya akan menunggu pemberitahuan resmi dari pemerintah. Pasalnya, ia belum berani untuk membawa keluarganya kembali ke desa karena Gunung Sinabung yang terus erupsi.

Desa Guru Kinayan sendiri berjarak sekitar 3,2 kilometer dari puncak Gunung Sinabung. Rumah dan ladang milik Teken juga sudah rusak kena ujan debu vulkanis dari Gunung Sinabung.

Pada Jumat (24/1) malam, ia memberanikan diri untuk menengok rumah dan lahannya. Tak hanya itu, ia juga memberanikan diri untuk naik ke puncak Gunung Sinabung.

"Percaya diri saja saya naik ke atas tadi malam. Batu segal masih kokoh di atas, bunyi kawah juga terdengar bukan lagi di atas, tapi di bawah saya," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunjungi pos pengungsian bencana Gunung Sinabung pada 23-24 Januari 2014 lalu. Dalam salah satu keputusannya, warga yang tinggal di radius 3 kilometer dari Gunung Sinabung akan direlokasi.

Selain itu, SBY juga menyitir pendapat analisis dari ahli vulkanologi, ada kecenderungan erupsi sinabung makin menurun. SBY berharap dalam waktu yang tidak lama status Awas Gunung Sinabung bisa berakhir, meski ia tidak bisa memastikan waktunya. Ia tetap meminta agar tetap waspada terutama dalam menyelamatkan jiwa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement