Sabtu 25 Jan 2014 14:59 WIB

Jokowi Sadar, Normalisasi Lebih Dibutuhkan Ketimbang Sodetan

Rep: Nurhamidah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Yasin Habibi/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menyatakan mendukung upaya dilakukannya normalisasi kali Cisadane ketimbang sodetan. Normalisasi Cisadane merupakan kewenangan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) bukan kewenangan DKI Jakarta.

Jokowi memantau langsung kali Cisadane pada Pintu Air 10 atau Bendungan Pasar Baru – Cisadane, Kota Tangerang. Kedatangan Jokowi bersama Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah dan Bupati Kabupaten Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar.

“Kita datang ke lapangan dan lihat kondisi real yang ada. Kalau kita tidak ke lapangan tidak akan tahu, tapi setelah kita ke lapangan jelas sekali. Disini air itu sudah mencapai bibir sungai. Jadinya kalau ada sodetan akan menjadikan masalah di wilayah kota maupun kabupaten Tangerang,” papar Jokowi di kawasan Pintu Air 10, Kota Tangerang, Sabtu (25/1). 

Hal itulah membuatnya melihat langsung kali Cisadane untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten, Pemkot Tangerang, dan Pemkab Tangerang.

Ia menyadari setelah datang langsung ke lokasi terdapat keresahan dari masyarakat sekitar. Ada kekhawatiran dari masyarakat seolah – olah banjir akan dipindahkan ke Tangerang.

“Menurut saya yang dibutuhkan adalah normalisasi Cisadane bukan sodetan. Dan ini bukan kewenangan dari gubernur, wali kota maupun bupati,” ungkapnya seraya disambut tepuk tangan warga yang mendatangi kawasan Pintu Air 10.

Upaya normalisasi Cisadane merupakan kewenangan Kemen PU. Namun tetap saja perlu koordinasi dengan beberapa kepala daerah yang wilayahnya terlewati kali Cisadane. Ia berharap ada solusi tepat untuk penanganan banjir di berbagai wilayah. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement