REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Shinzo Abe membela praktik perburuan lumba-lumba oleh nelayan Jepag dan meminta dunia memahami bahwa tradisi kontroversial itu bagian dari budaya. Tak hanya itu ia mengatakan perburuan aktivitas itu juga menggerakkan roda ekonomi komunitas nelayan di sana.
Penangkapan mamalia air yang digelar saban tahun, di mana nelayan desa Taiji menghalau rautsan lumba-lumba ke kawasan pantai lalu membunuhnya, memercikkan kritik global terbaru setelah duta besar Amerika Serikat untuk Jepang, Caroline Keneddy, menyuarakan keprihatinannya lewat Twitter awal bulan ini. Ia menyebutnya 'ketidakmanusiawiaan' dalam perburuan.
Hanya saja Abe berkeras membela tradisi tersebut. "Perburuan lumba-lumba yang berlangsung di kota Taiji adalah praktik penangkapan ikan kuno yang berakar pada budaya mereka dan menyokong kehidupan dan mata pencaharian mereka," ujarnya kepada CNN dalam wawancara.
Rekaman wawancara tersebut telah diunggah ke salah satu situs penyiaran di Jepang pada Jumat (24/1). "Kami harap Anda memahami itu," ujarnya seraya menekankan bahwa ia pun menyadari kritikan terhadap perburuan tersebut.