REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menargetkan mengeliminasi 1.500 ekor anjing liar yang tersebar di 16 kecamatan selama 2014 dalam upaya mencegah gigitan anjing liar dan penyebaran rabies di daerah itu.
Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam, Arief Restu, didampingi Kepala Seksi Kesehatan Hewan, Elli Rukmini, di Lubukbasung, Sabtu, mengatakan target ini berdasarkan anggaran yang diajukan untuk pengadaan satu kilogram racun pada tahun 2014.
"Satu kilogram racun ini untuk mengeliminasi sebanyak 1.500 ekor anjing dan diharapkan melebihi target," katanya.
Eliminasi ini, tambahnya, tergantung permintaan dari masyarakat dengan meningkatnya kasus gigitan anjing liar. Saat eliminasi tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam bekerjasama dengan pemerintahan jorong, tokoh masyarakat dan lainnya.
Selain itu, pihak jorong akan mengumumkan di setiap masjid, mushala dan warung terkait eliminasi yang akan dilakukan.
"Ini bertujuan agar masyarakat mengandangkan binatang peliharaan, agar petugas tidak mengeliminasi binatang mereka," katanya. Pihaknya berharap dukungan dari masyarakat, sehingga Kabupaten Agam terbebas dari kasus rabies.
Pada Januari 2014, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam telah mengeliminasi sebanyak 35 ekor anjing liar. Karena, pada Januari telah terjadi 15 kasus gigitan anjing liar di Kecamatan Tanjung Raya, Lubukbasung dan lainnya.
"Dari 15 kasus gigitan itu, tiga diantaranya positif rabies dan ini berdasarkan Laboratorium Veteriner Pemeriksaan Hewan, Kecamatan Baso," katanya.
Eliminasi, jelas dia, dilakukan untuk mengurangi kasus rabies di Kabupaten Agam, karena pada tahun 2013 jumlah gigitan 100 kasus dan 24 kasus positif rabies.
"Kabupaten Agam termasuk lima besar kasus rabies terbanyak di Sumbar pada 2013," katanya.
Sementara pada 2012, terhadi sebanyak 27 kasus gigitan anjing dan 24 diantaranya positif rabies. Pada 2011 kasus gigitan anjing di daerah itu sebanyak 49 kasus dan 18 kasus diantaranta positif rabies.