REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan penerapan Inaportnet dalam sistem PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II diharapkan bakal mengurangi biaya logistik yang saat ini masih menjadi momok dalam sektor transportasi.
"Harapan kami kalau (Inaport) diterapkan, 'logistic cost' (biaya logistik) akan turun paling tidak 10 persen," kata Bambang Susantono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (26/1).
Wamenhub mengemukkan Inaportnet merupakan portal elektronis yang terbuka dan netral guna memfasilitasi pertukaran data dan informasi layanan kepelabuhanan secara cepat, aman, netral dan mudah.
Inaportnet, menurut dia, terintegrasi dengan instansi pemerintah terkait, badan usaha pelabuhan, dan pelaku industri logistik untuk meningkatkan daya saing komunitas logistik Indonesia.
Selain itu, ia melanjutkan, pengguna Inaportnet adalah instansi pemerintah dan badan usaha pelabuhan serta pelaku industri logistik di Indonesia yang memanfaatkan jasa kepelabuhanan.
Ia mengemukakan penerapan Inaportnet bukan hanya diperuntukkan bagi Ditjen Perhubungan Laut atau PT Pelindo, tapi ini dikembalikan kepada masyarakat.
Pemerintah menargetkan empat pelabuhan utama yakni Tanjung Priok, Belawan, Makassar dan Tanjung Perak pada semester awal 2014 sudah menerapkan Inaportnet.
Wamenhub mengatakan pemerintah akan membentuk panitia pengawas yang akan mengawal, memantau dan mengawasi pelaksanaan Inaportnet.
Sebagaimana diberitakan, Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyatakan banjir di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa melambungkan biaya logistik dan merugikan tidak hanya bagi pengusaha angkutan darat tetapi masyarakat karena harga pangan melonjak.
"Tingginya biaya logistik akibat bencana banjir pasti mengakibatkan inflasi tinggi," kata Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena di Jakarta, Rabu (22/1).
Menurut dia melambungnya biaya logistik mengakibatkan rakyat menderita karena sulitnya melakukan kegiatan mobilisasi guna menopang perekonomian masyarakat.
Untuk itu, ia mengemukakan bahwa untuk saat ini pentingnya dilakukan revitalisasi infrastruktur transportasi yang juga harus mempertimbangkan kondisi perubahan iklim.
Sebelumnya, Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA) mendorong dilakukannya modernisasi pelabuhan kargo umum mengingat sebagian besar kegiatan distribusi logistik masih mengandalkan kapal jenis tersebut.
"Pengembangan pelabuhan kontainer dan kargo umum di Indonesia seharusnya bisa diseimbangkan, sebab tidak semua barang bisa diangkut dengan kontainer atau sebaliknya," kata Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto.
Menurut dia, pengembangan pelabuhan kargo umum di Indonesia dapat dilakukan antara lain melalui peningkatan kapasitas dermaga, fasilitas bongkar muat bahkan melakukan modernisasi menjadi pelabuhan multifungsi sesuai dengan tingkat kebutuhannya.