REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rosita Budi Suryaningsih
Dunia semakin terbuka dengan identitas Islam, salah satunya jilbab. Bahkan, di negara-negara Muslim menjadi minoritas, kini semakin banyak perempuan diizinkan mengenakannya di depan publik.
Merayakan kebebasan perempuan mengenakan jilbab di depan umum ini, para perempuan yang mengenakan jilbab di seluruh dunia, merancang gerakan World Hijab Day. Tanggal 1 Februari nanti ditetapkan sebagai hari jilbab sedunia.
Atas inisiatif seorang perempuan berhijab dari Amerika Serikat bernama Nazma Khan, ia mengimbau untuk semua penduduk dunia agar menghormati para perempuan yang mengenakan jilbab.
Bagi yang Muslim, kenakanlah jilbab satu hari ini saja apabila belum mengenakan jilbab setiap harinya. ''Bagi yang non-Muslim, hari itu bisa menjadi saat untuk mengetahui apa itu jilbab,'' ujarnya, dari laman resmi worldhijabday.com.
Februari nanti adalah menjadi momen kedua World Hijab Day ini terlaksana. Tahun lalu, momen serupa juga pernah digelar. Dalam delapan hari saja, ada 67 negara langsung mau setuju berkontribusi dalam gerakan ini, ujarnya.
Tidak ada acara resmi di sebuah tempat bagi gerakan ini. Ia hanya membuat petisi dan mengimbau para perempuan di seluruh dunia untuk mengenal apa itu jilbab. ''Petisi tersebut saya terjemahkan dalam 23 bahasa, termasuk Indonesia,'' katanya.
Respons yang didapatkan ternyata sangat positif. Banyak para perempuan Muslim dari seluruh penjuru dunia mengisi lamannya, bercerita tentang pengalaman mereka saat mengenakan jilbab.
Banyak perempuan Muslim dari seluruh dunia menceritakan pengalamannya, mengapa ia memutuskan memakai jilbab, atau respons orang-orang terdekatnya ketika ia mengenakan jilbab.
Juga ada testimoni dari para perempuan non-Muslim, yang pada hari itu mereka tahu apa manfaat mengenakan jilbab.
Dan ternyata tidak sesuai dengan perkiraan mereka yang selama ini menganggap bahwa perempuan berjilbab merupakan bagian dari teroris.
Menurut Nazma, World Hijab Day ini bertujuan untuk solidaritas bagi para perempuan yang mengenakan jilbab di seluruh dunia.
Para perempuan di seluruh dunia bisa bersatu menghimpun kekuatan, menunjukkan pada dunia bahwa mereka berani untuk teguh pada jalan yang benar, yaitu memakai jilbab, meski sering menghadapi tantangan dan penolakan dari lingkungannya.
Momen ini menguatkan mereka dan meyakinkan bahwa keputusan mengenakan jilbab tersebut adalah jalan yang benar. ''Bagi yang belum mengenakan jilbab, momen ini bisa membantu mereka menguatkan niatnya untuk menutupi auratnya,'' katanya.
Di berbagai belahan dunia, perempuan yang memakai jilbab sering mengalami diskriminasi. ''Saya sendiri ketika masih sekolah sering diejek, dihina, mengatakan bahwa saya ini ninja atau batman,'' ceritanya.
Namun, keteguhan pada agamanya menguatkannya untuk terus mengenakan jilbab. Meski berat, nyatanya ia berhasil menghadapi semua perlakuan seperti itu. Kemudian, ia berpikir pasti banyak perempuan berjilbab lainnya yang mengalami bentuk diskriminasi sepertinya.
Inilah yang membuat ia menggagas gerakan World Hijab Day ini. ''Hidup ini sangat singkat untuk digunakan saling membenci, gunakanlah waktu untuk berbuat baik, menghargai apa yang orang lain pilih, apa yang mereka yakini benar, karena sesuai dengan ajaran agamanya,'' katanya.