Senin 27 Jan 2014 07:36 WIB

Demonstran Sita Gedung Kementerian Kehakiman Ukraina

Aksi demonstrasi di Ukraina, para pengunjuk rasa berhadapan dengan barikade polisi setempat.
Foto: Reuters
Aksi demonstrasi di Ukraina, para pengunjuk rasa berhadapan dengan barikade polisi setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Puluhan demonstran Ukraina menyita gedung Kementerian Kehakiman di Kota Kiev. Mereka menghancurkan jendela-jendela dan pintu.

AFP melaporkan, para demonstran mampu melawan petugas yang mendirikan barikade di luar gedung tersebut. "Para pemrotes di ibu kota Ukraina, Kiev, mengusir pasukan polisi khusus dari gedung itu setelah menyerbu kompleks tersebut," kata para pejabat.

Stasiun televisi Ukraina memberitakan, sekitar 200 personil polisi meninggalkan gedung yang berada di tengah Kota Kiev. Semua polisi yang berada di satu ruang pameran era-Sovyet yang digunakan pasukan itu sebagai satu pangkalan, juga diusir melalui pintu samping.

Kementerian Dalam Negeri mengonfirmasikan pasukan itu mundur untuk menghindari ketegangan lebih jauh dengan pihak oposisi. Sebab, tiga pemerotes tewas dalam bentrokan kedua pihak.

"Pihak pemimpin kementerian itu memutuskan untuk menarik satu cadangan pasukan keamanan dari gedung itu," kata Kemendagri Ukraina.

Pernyataan itu menjelaskan para pemrotes ingin memblokade pasukan keamanan di dalam dan kemudian menukarkan mereka dengan para pegiat yang ditahan selama krisis politik Ukraina.

Namun pasukan keamanan tidak melakukan provokasi-provokasi, tidak memberikan peluang bagi peningkatan ketegangan dan menunjukkan mereka menahan diri, tambah pernyataan itu.

Pemimpin oposisi Ukraina dan juara tinju dunia Vitali Klitschko, yang berada di lokasi itu, mengonfirmasikan gedung itu telah ditinggalkan pasukan keamanan.

Klitschko mengatakan para pemrotes tidak berencana untuk menggunakan gedung itu tetapi akan menjaga pintu masuknya agar polisi tidak datang kembali. Gedung Ukraina itu, yang pernah jadi lokasi musium Lenin pada zaman Sovyet, adalah pusat pameran yang sebagian besar kosong dan digunakan pasukan keamanan selama krisis itu.

sumber : AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement