Senin 27 Jan 2014 11:51 WIB

Kurang Menarik, Investasi Sektor Pertanian Sedikit Peminat?

Rep: meilani fauziah/ Red: Taufik Rachman
Irigasi pertanian, ilustrasi
Irigasi pertanian, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dibandingkan sektor investasi lainnya, sektor pertanian masih sepi peminat. Risiko yang tinggi membuat investor enggan menanamkan modalnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Haryono mengatakan perubahan iklim sangat mempengaruhi kondisi sektor pertanian. Investor harus berhitung cermat jika ingin mendapatkan keuntungan yang bagus dari usaha di bidang ini. "Jumlah pengusaha di pertanian belum banyak, mereka ingin kepastian usaha," katanya, Senin (25/1).

Kondisi infrastruktur yang kurang memadai juga membuat investor enggan menanamkan modalnya. Kendala ini kerap membuat biaya produksi membengkak. Misalnya saja untuk mengirimkan produk dari sentra produsen ke konsumen. "Pengiriman produk ke Jakarta itu masih sulit," katanya.

Kini distribusi produk semakin lambat karena banyak daerah produsen tergenang air. Pedagang pun memilih jalur alternatif untuk memasarkan produknya. Akibatnya pasokan pangan yang masuk ke Jakarta juga berkurang.  

 

Selain itu calon investor, terutama pihak asing juga enggan mengalirkan modalnya karena pembatasan porsi investasi yang hanya 30 persen. Ia melihat perlu revisi regulasi agar sektor pertanian menjadi lebih menarik di mata investor.

Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan investor asing masih tertarik berinvestasi di perkebunan sawit. Namun mereka keberatan dengan adanya moratorium kepemilikan di perkebunan sawit. "Investor tidak termotivasi karena moratorium," katanya.

Sedangkan sederet hambatan juga menghadang ketika ingin berinvestasi di sektor lain. Di sektor tanaman pangan dan hortikultua misalnya, investasi terhambat ketiadaan lahan.

Rusman melihat potensi yang bagus untuk menggarap sektor perbenihan. Namun masih dibutuhkan peraturan yang lebih lengkap karena perbenihan erat kaitannya dengan hak karya cipta, atau copyright.

Saat ini industri benih menurut dia kurang berkembang. Padahal produksi benih lokal cukup diminati sebagai produk ekspor. Sayangnya, produksi benih masih dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asing. "Persoalan pengembangan benih, saya sendiri sebenarnya tidak masalah selama itu bermanfaat buat pertanian kita," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement