Senin 27 Jan 2014 13:41 WIB

Gara-gara Banjir Kiriman Malaysia, 25 Sekolah Diliburkan

  Sejumlah siswa SD terpaksa pulang sekolah melintasi banjir yang terjadi di kawasan Kampung Melayu Kecil, Jakarta,Senin (22/7).   (Republika/Prayogi)
Sejumlah siswa SD terpaksa pulang sekolah melintasi banjir yang terjadi di kawasan Kampung Melayu Kecil, Jakarta,Senin (22/7). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,NUNUKAN--Sebanyak 25 unit sekolah di dua kecamatan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara terpaksa diliburkan akibat terendam banjir "kiriman" dari Malaysia yang melanda daerah itu.

Camat Lumbis, Muh Efendi di Lumbis, Senin, mengatakan sejak banjir melanda daerah itu Rabu (22/1) lalu sampai sekarang proses belajar mengajar belum dapat dilaksanakan meskipun kondisi air luapan Sungai Sembakung telah normal kembali.

Ia menegaskan, dari empat unit sekolah dasar (SD) di wilayahnya masing-masing di Desa Kalampising, Desa Beringin, Desa Patal dan Desa Mansalong yang terendam banjir seluruh sarana prasarana belajar rusak parah seperti buku pelajaran, meja, bangku dan fasilitas lainnya.

"Anak-anak belum bisa masuk belajar sampai sekarang karena seluruh fasilitas belajar rusak karena tidak dapat diselamatkan saat hari pertama banjir," ujarnya kepada Antara di Nunukan.

Selain keempat sekolah tersebut, Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Lumbis juga belum ada aktivitas karena ikut terendam.

Sementara perkantoran, pasar dan pertokoan mulai beraktivitas terutama yang tidak terkena banjir, kata Muh Efendi melalui sambungan telepon dari Nunukan.

Muh Efendi mengutarakan, dari empat sekolah yang diliburkan satu diantaranya rubuh yakni SDN 014 Desa Kalampising dan SDN Mansalong hancur.

Secara terpisah, Abdul Rajab, guru SD 004 Kecamatan Sembakung yang juga dihubungi dari Nunukan mengatakan di Kecamatan Sembakung jumlah sekolah yang masih terendam banjir sebanyak 21 unit masing-masing satu SMA, empat SMP, 13 SD, dua unit PAUD dan satu taman kanak-kanak.

Sekolah yang terendam banjir itu berada pada 13 desa yang masih dilanda banjir sampai hari ini dengan ketinggian mencapai 1,5 meter terpaksa diliburkan dan belum dapat dipastikan proses belajar mengajar dapat dimulai kembali.

"Kami belum dapat memastikan kapan sekolah-sekolah ini mulai melaksanakan proses belajar mengajar kembali karena saat ini semuanya masih terendam banjir sampai 1,5 meter," ujar Abdul Rajab yang pernah menjabat Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sembakung ini.

Ia menceritakan, sejak banjir melanda daerah pada Rabu (22/1) sekolah tersebut langsung diliburkan sampai sekarang.

Kemudian, sarana prasarana sekolah seperti buku pelajaran, meja, bangku dan lemari mengalami kerusakan parah dan belum dapat dibersihkan sehubungan banjir masih berlangsung.

Banjir yang melanda kedua kecamatan di Kabupaten Nunukan disebabkan kondisi alam di Pensiangan Negeri Sabah Malaysia telah gundul akibat pembukaan lahan perkebunan secara besar-besaran sejak beberapa tahun silam.

Makanya banjir melanda kedua kecamatan itu sampai tiga kali setahun, namun kali ini merupakan terparah dan banyak menelan kerugian, ujarnya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement