REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) menyatakan berkomitmen untuk menaikkan jumlah saham beredar (free float) menjadi 10 persen. Hal ini sejalan dengan aturan baru Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengatur free float emiten tercatat sebesar 7,5 persen.
"Kami memang berkomitmen akan menaikkan sampai 10 persen. Saat ini baru 5,5 persen," kata Sekretaris Perusahaan Hirawan, usai sosialisasi Keputusan Direksi BEI No 01 Tahun 2014 tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham di Jakarta, Senin (27/1).
Rencana ini sudah diwacanakan sejak BRI Agro diakuisisi oleh PT BRI. Seperti diketahui, BRI Agro diakuisisi oleh bank pelat merah tersebut pada Maret 2011.
Free float diperkirakan akan diambil dari saham yang dimiliki BRI. Hal ini juga sudah dibicarakan dengan pemegang saham perseroan. Namun pelepasan saham sampai 10 persen akan dilakukan secara bertahap mengingat pasar modal yang masih fluktuatif.
Hirawan menilai, pelepasan saham diperkirakan dapat dilakukan dalam satu tahun ke depan. Sedangkan dalam aturan barunya, BEI memberi kesempatan kepada emiten untuk memenuhi jumlah minimal free float sampai 24 bulan sejak peraturan ditetapkan.
Selain jumlah saham beredar, BEI juga mengatur jumlah pemegang saham emiten tercatat, yaitu sebanyak 300 pemegang saham yang memiliki rekening efek di AB. Aturan ini wajib dipenuhi paling lambat 24 bulan sejak keputusan.
Emiten juga wajib memiliki komisaris independen minimal 30 persen dari anggota dewan komisaris. Masa jabatan komisaris independen dibatasi dua periode berturut-turut. Selain komisaris independen, emiten juga setidaknya memiliki 1 direktur independen dengan masa jabatan maksimal dua periode.