REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Kepala HB Group, Husni Bey, menyatakan sekelompok perseroan swasta berencana meluncurkan pendanaan syariah senilai 165 juta dinar Libya (134 juta dolar AS). Rencana ini dilakukan membuka pasar baru, khususnya bagi investor asing di negara Afrika Utara tersebut.
Ia menambahkan, dikutip dari Al Arabiya, Senin (27/1) tingkat pengembalian pembiayaan syariah itu mencapai 20 persen. Pendanaan itu akan terdaftar di bursa saham Tripoli pada Februari atau Maret mendatang. Setelah pendanaan dikucurkan, maka bursa saham Tripoli baru mengonfirmasinya.
Pemerintah Libya memang ingin menarik minat investor asing untuk memasukan dana mereka ke negara itu. Selain itu pemerintah juga berharap bisa mengembangkan sektor non-migas sebagai pendanaan utama dalam ekonomi. Khususnya menegaskan otoritas mereka terhadap kelompok bersenjata dan milisi.
Beberapa pejabat perbankan, teknokrat dan kaum liberal meminta agar transformasi dari ekonomi konvensional menjadi syariah dilakukan secara perlahan. Karena dikhawatirkan transformasi yang tergesa-gesa malah memicu kekacauan politik.
Dibawah pemerintah Muammar Khadaffi sama sekali tak mendorong perkembangan ekonomi syariah. Empat lembaga besar yang dikendalikan negara justru mendominasi keuangan negara yang sangat tergantung kepada ekspor minyak itu.