Selasa 28 Jan 2014 10:32 WIB

Penyebab Dosa Kecil Menjadi Dosa Besar

Air mata tobat (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Air mata tobat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai  makhluk Allah  kita tidak luput dari dosa, maksiat, dan aneka kesalahan. Di antara makhluk-Nya yang tidak pernah luput tersebut akan disebut baik jika mereka bersegera bertaubat. Sabda Nabi SAW, "Setiap anak Adam pernah berbuat dosa dan sebaik-baik yang berbuat dosa adalah yang bergera bertaubat." (HR Muslim).

Di antara kebiasaan kita adalah menganggap enteng dosa kecil, seperti berbohong, gibah (gosip), dan mengadu domba. Dalam pandangan Rasulullah SAW, menganggap enteng dosa kecil adalah sebuah respons perilaku yang tidak baik. Bahkan, akan menjadi dosa besar yang kita anggap dosa kecil tersebut.

Pertama, jika dilakukan terus-menerus. "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui." (QS Ali Imran[3]:135). Ibnu Qoyyim mengatakan, dosa besar yang hanya dilakukan sekali lebih bisa diharapkan pengampunannya daripada dosa kecil yang dilakukan terus-menerus.

Kedua, jika seorang hamba meremehkannya. Setiap kali seorang hamba menganggap besar sebuah dosa niscaya akan kecil di sisi Allah, dan setiap kali ia menganggap remeh sebuah dosa niscaya akan menjadi besar di sisi-Nya. Abdullah bin Mas'ud ra berkata, "Seorang mukmin memandang dosanya bagaikan gunung yang akan runtuh menimpa dirinya, sedangkan seorang pendosa menganggap dosanya seperti seekor lalat yang menclok di hidungnya, cukup diusir dengan tangannya." (HR Bukhari Muslim). Bilal bin Sa'ad rahimahullah berkata, "Jangan kamu memandang kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada siapa kamu berbuat dosa itu."

Ketiga, jika dilakukan dengan bangga atau minta dipuji.  Seperti seseorang yang mengatakan, "Lihat, bagaimana hebatnya saya mempermalukan orang itu di depan umum?" Atau, seperti ucapan seorang pedagang, "Lihat, bagaimana saya bisa menipu pembeli itu?"

Keempat, jika seseorang melakukan dosa tanpa diketahui orang lain lalu ia menceritakannya dengan bangga kepada orang lain.  Rasulullah SAW bersabda, "Setiap umatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berlaku dosa. Dan di antara perbuatan terang-terangan melakukan dosa ialah jika seseorang berdosa di malam hari sementara Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi hari ia merobek tirai penutup itu sambil berkata, "Hai Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu." (Bukhari-Muslim).

Kelima, jika yang melakukannya seorang alim yang menjadi panutan. Karena apa yang ia lakukan dicontoh oleh orang lain. Ketika ia melakukan dosa, maka ia juga mendapatkan dosa orang yang mencontohnya. Rasulullah bersabda,  "… dan barang siapa memberi contoh keburukan dalam Islam maka baginya dosa perbuatan itu dan juga dosa orang yang mencontohnya setelah itu tanpa dikurangi sedikit pun dosa itu dari pelakunya." (Muslim).

Dari kelima kriteria ini, sungguh jika pun itu terjadi tetap akan dipandang baik jika mereka, bersegera bertaubat; menyudahi semua perbuatan zalimnya dan bersumpah  untuk tidak mengulangi lagi. Wallahu a'lam.

sumber : Muhammad Arifin Ilham
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement