REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Buldoser-buldoser Israel menghancurkan dua rumah milik warga Palestina di lingkungan Al Quds (Yerusalem Timur) Issawiya, Senin (27/1) pagi waktu setempat. Otoritas Zionis mengklaim, kedua bangunan yang mereka rubuhkan itu tidak memiliki izin resmi.
“Dua buldoser yang dikawal oleh pasukan keamanan Israel meruntuhkan dua rumah yang milik Abdullah Ahmad Dari (45 tahun) dan Ali Hussein Nasser (51),” tutur Mohamed Abu Al Hummus, anggota kelompok paguyuban yang mewakili masyarakat sipil Palestina kepada Anadolu Agency.Usai melakukan pembongkaran, buldoser-buldoser Israel dan pasukan Zionis itu lalu menarik diri dari daerah tersebut.
Nasser, salah satu warga yang rumahnya dihancurkan, menuduh pemerintah Israel meratakan rumahnya tanpa pemberitahuan sebelumnya.“Rumah saya hanya berukuran sekitar 70 meter persegi, dan buldoser Israel menghancurkannya tanpa peringatan apa pun. Sekarang, anak saya menjadi tunawisma, padahal pernikahannya hanya tinggal satu bulan lagi,” ujarnya.
Awal pekan ini, sejumlah buruh di Yerusalem sempat mengambil foto beberapa rumah warga Palestina, sebelum akhirnya dieksekusi oleh aparat Yahudi. Penghancuran rumah-rumah penduduk di kota itu telah memicu bentrokan antara petugas keamanan Israel dan warga setempat. Pasukan Zionis bahkan tak segan-segan menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina yang menggelar aksi protes.
Selama bertahun-tahun, negara Yahudi secara sistematis menghancurkan banyak rumah milik warga Palestina di Al Quds. Dalih pemerintah Zionis hanya satu, yakni bangunan-bangunan tersebut tidak memiliki izin resmi. Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, pemerintah Israel telah membongkar lebih dari 500 rumah warga Palestina di Tepi Barat dan Al Quds sepanjang tahun lalu saja.