REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia menyatakan dalam waktu dekat belum akan membahas pengganti KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudz yang meninggal dunia, Jumat (24/1) kemarin.
Posisi Ketua Umum MUI otomatis kosong setelah Kiai Sahal meninggal dunia. Ketua MUI bidang luar negeri, KH Muhyidin Junaidi mengatakan, meski ada kekosongan jabatan, selama ini kinerja pimpinan MUI masih berjalan baik.
"Kekosongan jabatan Ketua Umum ini suatu saat pasti akan dibahas dalam rapat, tapi belum ada informasi khusus terkait rapat itu atau mekanisme pengganti Kiai Sahal," ujarnya kepada ROL, Senin (27/1).
Berbicara terpisah, Ketua MUI Jawa Timur, KH Abdusshomad Buchori mengaku telah mengirimkan surat secara resmi ke MUI pusat terkait wafatnya Kiai Sahal sebagai laporan resmi.
Kiai Abdusshomad mengatakan, Kiai Sahal merupakan sosok yang cukup disegani baik di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) maupun di MUI. Terutama ketika MUI ingin menetapkan suatu fatwa, Mbah Sahal, panggilan akrab Kiai Sahal, selalu dimintai pertimbangan.
Mbah Sahal lalu mencari dalil-dalilnya sehingga dalam menetapkan fatwa, MUI selalu melandaskannya pada dalil Al-Quran dan hadis.
Sementara peralihan kepemimpinan di tubuh NU sepeninggal Kiai Sahal yang selama ini sebagai Rais Aam PBNU, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, pihaknya akan menggelar musyawarah.
“Secara otomatis, maka wakil rais aam (KH A Mustofa Bisri) akan mengganti atau menempati posisi rais aam," ujarnya.
Guna memperkuat itu, maka akan dirapatkan dan dituangkan dalam sebuah keputusan organisasi, termasuk siapa yang akan menempati posisi wakil Rais Aam.