REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makin maraknya penyelenggaraan perbaikan bacaan Alquran (tahsin) di kalangan umat Islam merupakan hal yang menggembirakan. Selain bentuk kepedulian terhadap Alquran, tahsin juga menjadi pengokoh spiritualitas.
Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Satori Ismail mengatakan ini menjadi sinyalemen umat Islam semakin peduli dengan kitab sucinya.
Semakin banyaknya penyelenggaraan tahsin juga membantu mengokohkan spiritualitas bangsa. Semakin dini seseorang belajar membaca, menghafal dan memahami Alquran, semakin kokoh ruhiyahnya saat dewasa.
"Negara kokoh karena spiritualitas masyarakatnya kokoh," kata Satori. IKADI juga berusaha agar masyarakat terus menebar tahsin dan terlibat di dalamnya.
Ia melihat beberapa lembaga sudah bagus dalam menerapkan pengajaran tahsin. Mereka menerapkan metode lama hingga metode terbaru untuk memudahkan umat Islam, dari anak-anak hingga orang dewasa, untuk bisa membaca dan menghafal Alquran.
Sebagai tanggungjawab atas penyiapan insan Muslim, IKADI juga memiliki lembaga pendidikan Alquran.
Menginternalisasi Alquran dalam kehidupan masyarakat, diakui Satori memang berat. Tapi jika semua pihak mau bersungguh-sungguh, misalnya dengan menghafal, memahami, dan mengamalkan satu ayat setiap hari, kurang dari 20 tahun umat Islam sudah bisa memahami seluruh ayat Alquran. Jadi dalam satu hari, hanya satu ayat yang jadi wirid dan diamalkan.
"Sangat indah tentunya jika selepas shalat malam umat Islam memohon pada Allah SWT untuk bisa menghafal dan mengamalkan satu ayat Alquran pada hari itu," ucap Satori.