Selasa 28 Jan 2014 09:26 WIB

Menkeu: Investor Asing Banyak Raih Keuntungan di Indonesia

INVESTASI(illustrasi)
INVESTASI(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan investor asing di sejumlah sektor usaha banyak meraih keuntungan atas kegiatan usahanya di Indonesia seperti sektor telekomunikasi, otomotif, perbankan, industri kosmetika serta industri lainnya.

"Perusahaan-perusahaan tersebut meraih keuntungan yang besar," katanya dalam sebuah seminar 'The Challenge frorm Quantitative Easing to Economics Management in Southest Asia: Indonesia's Experience' di Kuala lumpur, Malaysia, Senin (27/1).

Dia mengatakan dengan margin keuntungan yang besar tersebut membuat investor cukup gembira menjalankan bisnisnya di Indonesia. Untuk itu, dia berharap para investor asing yang meraih keuntungan besar itu tidak membawa balik keuntungan tersebut ke negaranya tapi direinvestasikan kembali di Indonesia.

Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan kebijakan pemberian insentif kepada investor asing yang melakukan reinvestasi keuntungan mereka tersebut. Insentif tersebut nantinya bisa berupa keringangan pajak dividen.

"Kementerian Keuangan sedang siapkan kebijakan tersebut. Satu hingga dua bulan diharapkan bisa selesai," ungkapnya dalam sebuah seminar yang dihadiri ratusan peserta kalangan akademisi mancanegara tersebut. Dengan mereinvestasikan keuntungan tersebut dan tidak dibawa keluar Indonesia maka diharapkan bisa memperkuat nilai tukar rupiah.

Sementara itu, sejumlah investor Malaysia juga telah menanamkan modal dan menjalankan kegiatan usahanya di sejumlah sektor bisnis di Tanah Air seperti perbankan, telekomunikasi ataupun industri kelapa sawit. "Indonesia sangat mendukung investor dari Malaysia yang tanamkan modalnya di sejumlah sektor usaha di Tanah Air," ungkapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement