REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Putaran pertama pembicaraan antara Iran dan enam negara kekuatan dunia, terkait program nuklirnya, diperkirakan akan berlangsung bulan depan di New York, AS. New York dinilai layak menjadi tempat perundingan karena memiliki fasilitas mendukung seperti Jenewa.
Seorang pejabat AS pada Senin (27/1) waktu setempat mengatakan putaran pertama perundingan komprehensif akan berlangsung di New York pada pertengahan Februari. Namun, belum ada tanggal pasti, kapan pembicaraan diselenggarakan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf dalam emailnya menyataka, New York telah disetujui oleh Perwakilan Uni Eropa Catherine Ashton dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. New York dianggap memiliki infrastruktur yang mendukung serupa dengan Jenewa.
"Kami percaya bahwa PBB dan dukungan internasional sangat penting untuk bekerja pada perjanjian yang komprehensif," kata seorang diplomat senior Barat. Ia menambahkan enam negara sedang mempertimbangakan tanggal 16 Februari.
Di Washington, pembantu kongres mengatakan upaya untuk menerapkan sanksi baru terhadap Iran atas program nuklirnya telah terhenti di Kongres AS. Pemerintah AS dan Uni Eropa mulai menindaklanjuti imbalan yang dijanjikan terkait bantuan untuk Iran.
Meliputi ekspor minyak, perdagangan, logam mulia dan jasa otomotif sebagai bagian dari kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada bulan November. Kesepakatan mulai diberlakukan pada tanggal 20 Januari.
Pertukaran sanksi ini sebagai langkah-langkah agar Teheran menghentikan aktivitas nuklirnya yang paling sensitif. Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Cina dan Uni Eropa, akan menindaklanjuti komitmen untuk mulai memberikan bantuan sederhana yang telah disetujui untuk dengan Iran.