REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lola Amaria membantah film terbarunya "Negeri Tanpa Telinga", yang bercerita soal ketamakan politisi akan kekuasaan dan seks, mewakili kepentingan kelompok tertentu.
"Tahun 2014 memang 'panas', tapi saya tidak ngejar apa-apa dan nyindir siapa-siapa. Ini hanya tontonan yang kalau diwujudkan (ke dalam film) bisa luber (dari pemikiran)," ujar Lola saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Senin (27/1) kemarin.
Pemilihan tahun 2014 sebagai waktu penayangan, sebut wanita kelahiran Jakarta 30 Juli 1977 ini lantaran terbentur soal dana.
"Kenapa baru dibikin sekarang karena memang nggak ada uang. (Film) Ini juga tayang setelah pemilihan (presiden)," jelas Lola.
Film "Negeri Tanpa Telinga" bercerita soal tukang pijat (refleksi) keliling bernama Naga yang memiliki klien orang-orang papan atas (politikus, pengusaha dan jurnalis). Dari para klienya itu, Naga jadi banyak tahu soal skandal korupsi dan skandal seks para politisi dan pejabat.
Ledakan persoalan kemudian terjadi ketika Naga, dengan sikap naif, menceritakan semua skandal itu pada seorang jurnalis TV wanita yang kemudian memberitakanya. Buntutnya, publik geger, dan Naga mendapatkan berbagai teror dan perlakuan kekerasan fisik.
Ray Sahetapy sebagai salah satu pemeran di film ini mengaku bangga bisa terlibat. Apalagi ia akan bekerjasama dengan salah satu sutradara wanita Indonesia.
"Disini saya berperan sebagai tokoh yang ambisius untuk menjadi presiden. Peran ini tidak mudah, jadi harus banyak berlatih," ujar pemeran Tama Riyadi di film "The Raid" ini.