Rabu 29 Jan 2014 06:07 WIB

Putin Menolak Intervensi Asing di Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin melambaikan tangan saat tiba di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (7/10) untuk menghadiri KTT APEC 2013 di Nusa Dua.
Foto: ANTARA FOTO
Presiden Rusia Vladimir Putin melambaikan tangan saat tiba di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (7/10) untuk menghadiri KTT APEC 2013 di Nusa Dua.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Rusia Vladimir Putin menolak semua campur tangan asing di Ukraina. Ia mengatakan kunjungan para utusan luar negeri hanya menambah kerusuhan di bekas republik Soviet itu.

"Saya berpikir bahwa banyak perantara ada di sana, semakin banyak masalah yang ada," katanya

Hal itu disampaikan dalam konferensi pers di Brussels setelah pertemuan puncak dengan para pejabat tinggi Uni Eropa, Selasa (28/1).

"Setidaknya, Rusia tidak akan mengganggu," kata Putin lagi.

Komentar pemimpin Rusia tampaknya menabrak selubung tipis Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya yang telah mengirimkan sejumlah diplomat ke Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton terbang ke Kiev segera setelah pertemuan puncak untuk kunjungan terbarunya, sedangkan Komisaris Perluasan kelompok itu Stefan Fuele juga kembali ke Ukraina untuk kunjungan kedua dalam empat hari belakangan ini.

Pada Desember, Victoria Nuland, asisten Menteri Luar Negeri AS, membagikan kue kepada para pengunjuk rasa sementara Senator AS John McCain berpidato di hadapan 200 ribu orang pendukung oposisi pro-Uni Eropa di Kiev, mengatakan kepada mereka bahwa 'Amerika berdiri dengan Anda.'

"Saya berpikir bahwa orang-orang Ukraina akan mampu memecahkan masalah mereka sendiri," kata Putin.

"Saya hanya bisa membayangkan bagaimana mitra Eropa kami akan merespon jika dalam situasi krisis yang panas seperti di Yunani atau Siprus, menteri luar negeri kita akan muncul di salah satu unjuk rasa anti-Eropa mereka dan mulai menceramahi mereka," kata Putin.

sumber : Antara/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement