Rabu 29 Jan 2014 13:41 WIB

Bekas Pabrik Mobil Mitsubishi Jadi Sekolah Kejuruan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah kampus sekolah tinggi kejuruan (TAFE) baru dibuka di Tonsley Park, Australia Selatan di atas lahan yang sebellumnya merupakan pabrik mobil Mitsubishi. Kampus tersebut memiliki kapasitas 6.000 orang dan akan menggabungkan kursus-kursus bidang konstruksi yang sebelumnya diadakan di beberapa sekolah tinggi lain.

Tindakan ini merupakan bagian dari usaha pemerintah setempat untuk menguatkan ekonomi Australia Selatan.

Baru-baru ini, Perusahaan Holden mengumumkan keputusannya untuk menghentikan produksinya di Australia, termasuk di pabriknya di  Australia Selatan, mulai tahun 2017.  Akibat keputusan tersebut, diperkirakan sekitar 1.600 orang di negara bagian tersebut akan kehilangan pekerjaan.

Mitsubishi sendiri menutup pabrik tempat sekolah tinggi TAFE itu sekarang berdiri pada tahun 2008. Empat tahun lalu, pemerintah setempat membeli lahan tersebut dengan harga 32,5 juta dollar (Rp 346 miliar).

Chief Executive TAFE SA, Jeff Cunningham, mengatakan bahwa kursus-kursus yang akan ditawarkan beragam, mulai dari penyusunan bata, pertukangan kayu hingga AC.

Pihak oposisi mengkritik perihal pemerintah hanya berhasil mendapatkan beberapa penyewa.

Namun, ketua menteri negara bagian, Jay Weatherill, mengatakan bahwa saat ini sedang dilakukan negosiasi dengan sejumlah penyelenggara yang ingin menyewa tempat di bangunan baru tersebut.

"Ada tiga penyewa penting lain, selain sekolah tinggi TAFE. Ada Flinders University dan fakultas matematika dan sains," jelas Weatherill, "Ada Tier 5, perusahaan informasi komunikasi teknologi tinggi yang berencana menginvestasi sebesar 110 juta dollar, dan tentu saja kita punya rekan kita di lahan ini, yaitu Siemens."

Di saat yang sama, pihak oposisi juga mengumumkan kebijakan ekonomi mereka sendiri. Pihak ini menyatakan ingin memperluas pasar ekspor negara bagian tersebut agar bisa membuka lapangan kerja baru.

Oposisi berjanji akan memberikan pinjaman-pinjaman masing-masing sebesar 3.000 dollar untuk 500 badan usaha untuk berpartisipasi dalam delegasi-delegasi perdagangan, bila memenangkan pemilihan umum yang akan berlangsung pada bulan Maret nanti.

Pemimpin oposisi Steven Marshall menyatakan bahwa kebijakan ini akan membantu badan-badan usaha lokal mendapatkan konsumen baru dari pasar-pasar yang belum dijajaki.

"Saya baru datang dari Asia Tenggara dan saya malu bertemu pejabat-pejabat bidang perdagangan Australia senior di luar negeri. Mereka belum bertemu siapapun dari Australia Selatan," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement