REPUBLIKA.CO.ID, TURKI -- Bank sentral Turki menaikkan suku bunga pinjaman menjadi 12 persen dari sebelumnya sebesar 7,75 persen. Hal ini turut meningkatkan tingkat pinjaman menjadi 8 persen dari sebelumnya 3,5 persen.
Langkah ini diambil Turki untuk membantu menstabilkan nilai lira yang jatuh dalam beberapa hari terakhir. Setelah menaikkan suku bunga, lira langsung menguat. Bank sentral Turki mengumumkan nilai lira menjadi 2,2 terhadap dolar AS.
Bank sentral Turki termasuk lambat bertindak. Di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga yang bisa berdampak pada perekonomian. Dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari BBC News, Rabu (29/1), Bank Sentral Turki mengambil langkah tersebut untuk melawan inflasi yang mencapai 7,4 persen pada bulan Desember.
Pemerintah Turki telah memperkirakan pertumbuhan diharapkan meningkat dari 3,6 persen pada 2013 menjadi 4 persen untuk tahun ini. Angka-angka tersebut termasuk teejun bebas bagi Turki. Sebelumnya pertumbuhan 8 persen mampu dicapai pada 2010 dan 2011.
Bank sentral Turki berharap dengan menaikkan suku bunga, investor akan tertarik untuk menempatkan dananya di bank-bank Turki. Hal ini akan membantu meningkatkan nilai lira.
Hutang Turki juga meningkat dengan harga obligasi 10-tahun terakhir mencapai level tertinggi selama tiga tahun. Hal ini disebabkan para investor khawatir akan skandal suap yang bisa menggoyahkan pemerintah.
Namun Turki bukan satu-satunya negara yang ekonominya sedang berkembang setelah bangkit dari keterpurukan. Argentina dan Ukraina juga termasuk negara yang bekerja keras menstabilkan mata uang mereka dalam menghadapi kegelisahan investor.