Rabu 29 Jan 2014 11:40 WIB

Perdagangan Ternak Antarpulau Terhambat Gelombang Laut

Red: Nidia Zuraya
Peternakan Sapi (Ilustrasi)
Foto: Antarafoto
Peternakan Sapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Aktivitas perdagngan ternak sapi potong dan kambing antarpulau dari Kota Palu ke Balikpapan, Kalimantan Timur, terhenti sejak sepekan terakhir karena besarnya gelombang di Selat Makassar sehingga kapal tidak bisa berlayar.

"Sudah seminggu ini kami tidak bisa mengirim sapi ke Balikpapan karena tingginya gelombang, stok ternak kami sekarang menumpuk sampai 120 ekor," kata Ilham Ilyas, seorang pedagang antarpulau ternak sapi di Palu, Rabu (29/1).

Menurut dia, beberapa hari lalu, kapal yang membawa puluhan ekor ternak mereka ke Balikpapan terpaksa kembali ke pelabuhan karena kondisi gelombang yang tidak memungkinkan diterobos. Padahal, katanya, berbagai daerah di Kaltim sangat menunanti-nantikan ternak sapi potong dari Palu sebab suplai ternak dari NTT juga terhenti akibat gelombang besar di laut.

"Selama musim hujan ini, sebenarnya kami bisa menguasai pasar ternak sapi potong di Kaltim, namun karena keterbatasan sarana angkutan yang memadai untuk menerobos gelombang, maka pengiriman tidak maksimal," ujar Nyong, panggilan akrab Ilham Ilyas.

Pemilik PT Fajar Samudera yang bergerak di bidang usaha ekspedisi kapal laut itu mengatakan, selama tiga pekan dalam bulan Januari 2014 ini, ia sudah mengirim 400 ekor sapi potong ke Balikpapan. "Kalau kondisi di laut mendukung, sebenarnya kami bisa mengantarpulaukan 600 ekor bulan ini," ujarnya.

Ternak sapi yang diantarpulaukan PT Fajar Samudera tersebut umumnya berasal dari Gorontalo. Nyong dan rekan-rekannya membeli ternak itu dari pedagang asal Gorontalo dengan harga antara Rp9 sampai Rp 10,5 juta per ekor (harga di Kota Palu).

Menurut dia, pedagang antarpulau tidak banyak menyerap ternak potong asal Sulawesi Tengah karena harganya lebih tinggi dari yang ditawarkan pedagang Gorontalo. "Ternak sapi di Sulteng, terutama dari Donggala dan Banggai sebetulnya banyak, cuma harganya tidak cocok. Lebih mahal dari sapi Gorontalo," ujarnya dan menambahkan, 'itu sebabnya, setiap kali pengapalan, paling tinggi 30 persen ternak yang dikirim adalah ternak asal Sulteng.

Balai Karantina Pertanian (BKP) Palu mencatat, selama 2013, Sulawesi Tengah mengantarpulkan ternak sapi potong sebanyak 14.590 ekor dengan nilai sekitar Rp 146 miliar dan kambing 13.906 ekor dengan nilai sekitar Rp 21 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement