REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indo Premier Investment Managemenet melakukan penandatangan penggunaan Indeks SMinfra18 dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Indeks ini diharapkan dapat menjadi sebagai basis acuan produk Exchange Traded Fund (ETF) IPIM yang kelima.
Produk ini berbeda dari produk ETF yang sebelumnya seperti R-LQ45X, XIIT dan XIJI. Indeks yang digunakan sebagai acuan merupakan milik dan terbitan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk produk ETF baru nanti, IPIM akan menggunakan indeks milik SMI.
Direktur Utama IPIM John D Item mengatakan, Indeks SMinfra18 merupakan indeks yang mengukur performa harga 18 saham yang tercatat di BEI yang bergerak di bidang infrastruktur dan penunjangnya. "Diharapkan indeks ini menjadi acuan bagi investor dalam berinvestasi pada saham yang berperan dalam pembangunan infrastruktur," kata John, Rabu (29/1).
ETF SMinfra 18 diharapkan meramaikan pasar modal Indonesia, khususnya pada sektor infrastruktur dan memberikan opsi lain bagi investor untuk berinvestasi di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Dalam kondisi pasar yang tidak pasti, ETF memantu investor untuk melakukan aksi dalam menghadapi gejolak pasar. ETF diharapkan dapat mewakili portofolio saham dengan likuiditas baik dari emiten sektor infrastruktur.
Infrastruktur memiliki peluang besar di masa depan. Sekecil apapun perbaikan di sektor infrastruktur akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. "Saat ini produk kami masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata John.