Rabu 29 Jan 2014 13:53 WIB

Lion Group Buka Fasilitas Perawatan Pesawat

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Nidia Zuraya
Beberapa pesawat milik maskapai penerbangan Lion Air parkir di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Beberapa pesawat milik maskapai penerbangan Lion Air parkir di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lion Group membuka fasilitas perawatan pesawat terpadu, Batam Aero Technic di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam.

Presiden Direktur Batam Aero Teknik Romdani Adang mengatakan, pihaknya akan mulai melakukan pemeliharaan terpadu badan pesawat dari hanggar ini pada Februari. ''Hanggar kedua dijadwalkan akan selesai dalam waktu dan dua lainnya pada akhir Juni,'' kata dia, Rabu (29/1).

Menurut Romdani, pemeliharaan pesawat terpadu yang pertamakali Batam Aero Technic akan langsungkan di Batam adalah 'C-check' pada Boeing 737. Tahun depan akan mulai pemeliharaan 'D-check' di fasilitas ini.

Setiap hanggar, kata dia, dapat memuat tiga pesawat berbadan kecil secara simultan atau setiap hangar dapat memuat satu pesawat berbadab besar seperti Airbus A380 .Batam Aero Technic awalnya akan fokus pada pemeliharaan Boeing 737, tetapi juga direncanakan untuk memperluas daftar jenis pesawat bagi jenis pesawat lain seperti Airbus A320. Dan juga direncanakan untuk melakukan pemeriksaan terpadu pada pesawat berbadan besar.

Romdani menginformasikan, Batam Aero Technic telah memiliki 100 insinyur pemeliharaan dan teknisi di Batam dan menargetkan untuk memiliki 2.000 karyawan di sanasetelah empat hangar dapat sepenuhnya beroperasi, serta bengkel Batam Aero Technic - untuk mesin, roda gigi pendaratan, unit daya tambahan/APU dan komponennya sepenuhnya beroperasi. Seluruh fasilitas memiliki investasi sebesar 250 juta dolar AS.

"Kita bisa melihat bahwa fasilitas pemeliharaan pesawat terpadu relatif sedikit di Indonesia, walaupun faktanya Indonesia adalah salah satu pasar penerbangan domestik terbesar di dunia,'' kata dia.

Romdani berkata, beberapa maskapai penerbangan mengirim pesawat mereka ke luar negeri untuk pemeriksaan pemeliharaan terpadu. Hal itu membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk mengirim pesawat kosong ke luar negeri dan melakukan pemeriksaan terpadu merupakan pekerjaan yang sangat membutuhkan banyak tenaga kerja. Oleh karena itu, akan lebih baik jika pekerjaan ini dilakukan di Indonesia.

Romdani mengatakan fasilitas MRO berencana memperoleh sertifikat EASA. Fasilitas MRO ini akan bekerja untuk pesawat dari Lion Group dan afiliasi luar negeri Lion Group, serta pesawat dari pelanggan pihak ketiga. Dia juga mengatakan Batam Aero Technic berencana menambah hanggar lebih banyak lagi di Batam untuk pemeriksaan dan pemeliharaan badan pesawat terpadu.

"Keempat hanggar memiliki 12 anjungan perawatan, tapi kami berencana untuk membangun lebih banyak hangar dan memiliki total 36 anjungan perawatandi masa depan," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement