Rabu 29 Jan 2014 15:55 WIB

Alami Kebuntuan, Jenewa II Tetap Berlanjut

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Lakhdar Brahimi
Foto: AP/Michel Euler
Lakhdar Brahimi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA-- PBB mengakui gagal memecahkan kebuntuan pada perundingan perdamaian Suriah di Jenewa. Pembicaraan damai sempat terputus, saat Amerika Serikat (AS) memutuskan melanjutkan pengiriman bantuan pada pihak oposisi.

Belum ada kelanjutan terkait bantuan untuk warga yang terkepung di pusat kota Homs, pada Selasa (28/1). Truk-truk pengangkut bahan bantuan PBB masih menunggu dibukanya akses ke Homs. Mereka membawa bantuan yang sangat dibutuhkan warga, seperti makanan dan obat-obatan.

Kesepakatan untuk mengizinkan bantuan masuk terpaksa terhenti. Delegasi Suriah menuntut jaminan, bantuan AS tak akan sampai pada kelompok bersenjata dan teroris di kota yang terkepung.

Pertemuan mengalami kesulitan di pagi hari keempat perundingan. Mediator PBB, Lakhdar Brahimi, memutuskan membatalkan diskusi lanjutan yang direncanakan pada Selasa sore. Ia berencana mengumpulkan kembali delegasi pada Rabu (29/1) pagi. Brahimi berharap, pertemuan lanjutan akan menjadi sesi yang lebih baik.

"Tak ada yang meninggalkan perundingan, tak ada yang melarikan diri. Meski kami belum mencapai terobosan apa pun, tapi kami masih berunding," ujar Brahimi seperti dilansir Aljazeera.

Sementara itu, anggota oposisi Koalisi Nasional Suriah, Rima Fleihan, mengatakan pada kantor berita AFP bahwa Brahimi menunda pertemuan karena rezim tak bisa bekerja sama. Menurutnya tak hanya pada urusan pembentukan badan transisi, pada isu kemanusiaan juga rezim tak bisa bekerja sama.

Fleihan mengatakan, oposisi telah mempresentasikan rencana awal transisi dan memaparkan visinya untuk Suriah. Namun, pemerintah Suriah menurutnya menolak terlibat dalam pembicaraan itu. Pada Selasa, delegasi Presiden Bashar al-Assad juga menyampaikan pernyataan yang ingin mereka adopsi dalam pembicaraan. Delegasi juga mengutuk aksi Washington untuk mempersenjatai kelompok-kelompok teroris di Suriah.

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal al-Mikdad, mengatakan ia percaya ini bukan waktu terbaik untuk konferensi Jenewa. Menurutnya keputusan AS merupakan manifestasi lain dari dukungan AS pada kelompok teroris di Suriah. "Ini membuktikan sekali lagi bahwa AS tak tertarik dengan keberhasilan proses ini, kami percaya AS harus berhenti dan menghentikan klaimnya yang menyatakan tertarik dengan keberhasilan konferensi ini," ujarnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement