REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semarang United mengaku optimistis, suatu saat mereka bakal menjadi salah satu tim sepak bola profesional yang memiliki taring di Indonesia. Untuk mewujudkan harapan tersebut, manajemen klub asal Jawa Tengah ini telah menyiapkan beberapa program.
“Mulai dari reformasi sistem penjaringan bibit, hingga mendirikan akademi sepak bola. Ini semua kami lakukan sebagai persiapan untuk mendaftarkan keanggotaan dan memasuki kompetisi amatir di PSSI,” ujar CEO Semarang United, Novel Al Bakri, kepada ROL.
Ia menuturkan, Semarang United tidak pernah patah arang untuk terus berbenah diri. Apalagi, sokongan dari para fans semakin membuat klub pecahan dari PSIS ini semakin bersemangat menatap masa depan. “Kalau PSIS memiliki Panser Biru, maka Semarang United juga punya suporter sendiri. Namanya Hooligans. Mereka adalah salah satu sumber pemicu semangat kami,” katanya.
Novel menambahkan, meski klubnya memiliki perbedaan konsep dengan PSIS, namun ia mengaku tetap memberikan dukungan kepada klub yang kini bermain di Divisi Utama PT Liga Indonesia itu. “Secara personal, saya tidak punya masalah dengan PSIS yang sekarang. Kami mungkin hanya berbeda dalam hal konsep,” tuturnya.
Musim lalu, PSIS Semarang terpecah menjadi dua klub, yaitu klub yang berlaga di Divisi Utama PT Liga Indonesia dan klub yang berlaga di PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). PSIS yang berlaga di PT LPIS itulah yang merupakan cikal-bakal Semarang United saat ini.