REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Penyair Jennifer Maiden dianugerahi sebuah penghargaan bidang sastra termahal di Australia senilai 100 ribu dollar (Rp 1 miliar) . Karya-karya Maiden dikenal tak hanya indah, tapi juga politis dan kritis.
Penghargaan bernama Victorian Prize for Literature itu diberikan atas koleksi puisinya yang berjudul Liquid Nitrogen.
Dalam wawancaranya dengan ABC untuk acara The World Today, Maiden menggambarkan dirinya mirip dengan seekor kerbau dalam membuat syair.
"Saya bekerja dengan keras dan perlahan,dan tidak terlalu anggun, tapi tetap mencapai tujuan saya," ungkap Maiden.
Pendapatnya ini tercermin dalam salah satu karyanya, yang bila diterjemahkan kira-kira berbunyi:
"Kubajak galurku dengan keras dan penuh hasil, dan amarahku yang langka serupa gempa bumi - tiba-tiba dan meluluhkan tanpa buang tenaga."
Namun, puisi-puisi Maiden tidak hanya tentang dirinya sendiri. Dalam tulisannya, muncul juga Presiden Barack Obama, mantan Perdana Menteri Julia Gillard, perawat terkenal Florence Nightingale, juga Bunda Teresa dan Putri Diana dari Inggris.
Maiden memang gemar membuat syair yang 'dibintangi' oleh figur-figur politik. "Saat saya membuat figur-figur itu mengatakan sesuatu... itu bukan sesuatu yang mereka benar-benar katakan," jelas Maiden.
Maiden menyulam syair dan peristiwa sosial politis dunia. Menurutnya, cara ini memungkinkannya mendalami masalah-masalah sosial, etis, dan mencari jalan keluar masalah-masalah tersebut.
"Saat berusia sekitar 20 tahun saya menulis syair panjang berjudul 'Problem with Evil', mengenai antara lain perang Vietnam, dan saya coba menganalisa apa sebenarnya yang terjadi di sana dan apa sisi terburuknya," tuturnya.
Salah satu tokoh dalam puisi Maiden adalah mantan peretas (hacker) yang saat ini berada di kedutaan besar Ecuador, Julian Assange, judulnya My Heart has an Embassy (Hatiku Punya Kedutaan Besar). Salah satu cuplikannya, bila diterjemahkan kira-kira berbunyi:
"Hatiku punya Kedutaan Besar Ekuador, tempat aku mencari suaka, gempa dan goncangan setelah gempa merusak harapanku dan alat-alatku untuk bekerja. Dan orang-orang Amerika itu telah menyelusup ke dalam jiwaku dengan keahlian hitam mereka dalam bidang rasa takut..."
Maiden mengaku akan menggunakan uang penghargaannya sebagai tabungan, karena ia selalu bekerja kontrak dan tidak mengumpulkan dana pensiun. Selain itu, juga membeli lima rangkaian bunga mawar yang mahal.