REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL -- Lili Supriyadi (75 tahun), kakek asli Betawi yang merupakan relawan “Toilet Revolution”. Program bersih-bersih toilet di masjid dan mushola ini digagas DPW PKS Banten.
Lili adalah relawan yang paling rajin dan konsisten. Bersama relawan lainnya, ia telah membersihkan lebih dari 100 toilet yang tersebar di Kota Tangerang Selatan sejak Ramadhan tahun lalu.
Selama ini ada kesan toilet di masjid dan mushola itu identik dengan bau, kotor, dan gelap. Padahal masjid dan mushola itu rumah Allah yang harus selalu terjaga kebersihannya. Sementara sebagian ummat Islam sendiri kurang peduli terhadap masalah kebersihan. Lili menuturkan itulah yang membuatnya tergerak untuk menjadi relawan “Toilet Revolution”, sebuah gerakan untuk merubah kondisi toilet yang tadinya bau, kotor, dan gelap menjadi wangi, bersih dan terang.
Setiap pagi kakek enam cucu ini menenteng tas berisi cairan pembersih, sikat, amplas, dan gerindra. Kemudian dia keliling mendatangi masjid-masjid dan mushola di sekitar Kota Tangerang Selatan. “Tiap hari saya datangi masjid-masjid atau mushola kemudian saya izin ke pengurus (masjid/mushola) untuk membersihkan toilet,” ujar Lili, Kamis (30/1).
Menurutnya, dalam satu hari dia dan timnya bisa memberihkan dan mewangikan tiga hingga lima toilet mushola. Selain itu, kalau dia menjumpai lampu mati di masjid atau mushola, dia segera menggati lampu tersebut hingga menjadi terang.“Yang saya lakukan itu ikhlas, dan kebersihan itu adalah sesuatu yang mulia, apalagi yang dibersihkan itu rumah Allah, kan kita jadi seneng kalau bersih,” ungkap simpatisan PKS ini.
Dari sekian masjid dan mushola yang ia singgahi, sebagian besar pengurus masjid dan mushola menerimanya dan mengaku senang serta berterima kasih dengan geran toilet bersih.
“Ada yang meminta dibersihkan lagi toiletnya,” imbuh pria yang tinggal di RT 06/04 Kebon Kopi, Kelurahan Pondok Bentung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan ini.